Sabtu, 28 Januari 2012

The Magic of My Mom's Prayer

Sore itu hujan cukup lebat hanya ada saya dan ibu di rumah. Kami pun mulai membuka obrolan santai mengenai kuliah dan ajang mahasiswa berprestasi yang aka saya ikuti beberapa hari lagi. Di tengah obrolan saya pun curhat kepada ibu saya mengenai keinginan saya melanjutkan study ke luar negeri. Saya belum tahu persis negara mana yang ingin saya tuju yang pasti saya ingin sekali menimba ilmu di negeri orang.

Aku: "Mah aku pengen lanjut S-1 atau S-2 ke luar negeri."
Ibu: "Baguslah."
Aku: "Tapi kira-kira ada uang ga buat lanjut belajar di sana?"
Ibu: "Yah kalau ada rezeki."

Melihat kondisi keluarga yang hidup sederhana agak mustahil rasanya untuk saya pergi ke luar negeri, tetapi keinginan saya untuk pergi ke negeri orang semakin hari bukannya semakin berkurang justru semakin bertambah. Pengaruh membaca buku karangan Andrea Hirata dan A.Fuadi pun semakin membuat saya kalang kabut dan keingin yang menggebu-gebu untuk pergi ke luar negeri. Saya ingin terus bercerita atau sekadar curhat dengan ibu saya tentang apa yang saya rasakan, tetapi waktu yang kami miliki sangatlah terbatas. Saya sibuk dengan kuliah dan ibu sibuk dengan urusannya di sekolah.

Saya menulis dalam sebuah kertas yang saya tempel di balik pintu kamar saya, kalimat tersebut sengaja saya kutip dari buku Negeri 5 Menara,

"Orang yang berilmu dan beradab akan meninggalkan kampung halamannya. Tinggalkanlah negerimu, merantaulah ke negeri orang. Merantaulah, kau akan dapatkan penggant kerabat dan kawan."

Penggalan kata tersebut saya tulis juga dalam note pribadi yang berisi kata-kata motivasi yang saya buat atau saya kutip dari buku. Saat itu impian saya ingin pergi ke luar negeri saya tulis juga dalam list impian-impian saya. Harapan saya dengan saya menulis impian-impian saya dalam sebuah kertas, setidaknya saya tidak lupa bahwa tujuan hidup saya adalah impian yang sudah saya tulis dalam list impian. Walaupun terkadang ada beberapa impian yang belum dan mungkin tidak tercpai. Toh saya sudah berusaha melakukan untuk menggapai impian saya, saya percaya Tuhan tidak pernah tidur dan selalu ada jalan dan hikmah dibalik sebuah rencana.

Balik ke impian saya ingin melanjutkan study ke luar negeri. Suatu hari saya pergi ke Malang bertemu dengan teman saya, Winda. Dia bercerita tentang pengalamannya di luar negeri. Saya pun hanya bisa tersenyum mendengarkannya dan berharap suatu hari saya bisa ke sana. Ia bercerita tntng pengalamannya mengikuti konferensi di Prague-Republik Ceko. Tanpa berpikir panjang saya pun meminta link bagaimana bisa mengikuti konferensi tersebut dan iseng-iseng saya mengapply untuk ikut konferensi.
Selang beberapa minggu kemudian, satu hari sebelum saya berangkat ke Bali saya mendapat e-mail dari pihak panitia. Isi dari email tersebut mengatakan bahwa saya diterima dan diundang untuk mengikuti acara konferensi tersebut. Saya pun kegirangan dan bahkan jingkrak-jingkrak ketika membacanya. Keesokan harinya saya memberitahu ibu saya bahwa saya diterima konferensi di Prague. Ibu pun senang mendengarnya.
Ibu saya bercerita ketika saya duduk di ruang tamu sambil memegang kertas dari panitia konferensi, ia selalu berdo'a kepada Tuhan (Allah SWT) semoga saya bisa pergi ke luar negeri untuk belajar atau hanya sekadar mengikuti program yang bisa membawa saya ke luar negeri.
Dan ia pernah menyisihkan sedikit uang untuk diberikan kepada anak yatim, ia berharap dengan memberi sedekah kepada mereka yang membutuhkan semoga Tuhan (Allah SWT) mengabulkan do'anya.
Semua mungkin sudah dengan kehendak dan izin Tuhan. Akhirnya tanggal 5 Januari 2012 saya berangkat ke Prague untuk menghadiri konferensi. Dari situ saya percaya bahwa Doa ibu adalah segalanya.


"Doa dan usaha manusia pasti akan membuahkan hasil yang tidak sia-sia. Tuhan Maha Mendengar dan Maha Tahu atas semua yang telah dikerjakan oleh manusia, atas izin-Nya semua harapan kita Insya Allah akan terwujud"



My mom and me

Tidak ada komentar:

Posting Komentar