Sabtu, 18 Agustus 2012

Tanah Airku, Indonesia #Part1

     Aku teringat dalam bayangan 28 tahun yang lalu ketika aku dan ibu di deportasi di negara yang tak pernah ku tahu sebelumnya. Setelah merdeka aku dan ibu ikut dengan ayah pindah ke Jogyakarta. Alih-alih ingin hidup damai setelah bangsa Indonesia resmi merdeka, namun jalan Tuhan berkata lain. Setelah 8 bulan hidup di Jogyakarta ternyata masih ada kompeni yang usil menguasai daerah tempat tinggalku. Ayahku seorang petani dan Ibuku hanya seorang pedagang singkong hasil panen ayah, mereka harus rela menyerahkan hasil panen kepada kompeni setiap bulannya. 

     Tak tahan dengan sikap kompeni, akhirnya warga berunding memikirkan cara untuk mengusir kompeni. Malam itu hujan deras sekali, sekitar pukul 10 malam ada seseorang yang mengetuk pintu rumah kencang sekali. "Pak Raden...pak...tolong saya pak," jerit suara wanita paruh baya. Kami sekeluarga pun keluar melihat siapa yang berteriak-teriak memanggil nama ayah. 
"Ada apa?"tanya ayah. 
"Tolong pak, para kompeni membakar ladang saya. Semua habis tak tersisa, bahkan rumah saya pun habis di bakar."seru wanita yang pakaiannya basah kuyup.
"Kapan?"tanya ayah sambil mengepal tangan.
"Tadi sore pak. Setelah Pak Raden pulang. Mereka datang lalu membakar semuanya," seru wanita.
"Masya Allah kenapa mereka setega itu pada kita?" seru ibu sambil menggendongku.

     Setelah wanita tua itu menceritakan kronologi, ayah langsung mengambil bambu runcing dan bergegas pergi. Aku dan ibu tinggal di rumah, berdoa dan berharap tidak terjadi apa-apa. Lama kami menunggu, aku melihat ibu sedang khusyu berdoa dan menangis. Samar-samar ku dengar doa ibu "Ya Allah lindungilah suamiku dari kebiadaban para kompeni. Berikanlah kekuatan bagi mereka yang sedang melawan kompeni....". Aku hanya terdiam berharap ibu mau memelukku erat. Ketika itu siaku masih 6 tahun dan belum mengerti tentang permasalahan yang terjadi. Tak lama kemudian, tiba-tiba pintu rumahku didobrak oleh segerombolan orang bersenapan dan ku lihat ayah bersama mereka.
"Jadi ini you punya keluarga?Cantik juga istrimu."seru kompeni yang bernama Van Der Ben.
"Jangan sentuh keluargaku," teriak ayah.
Aku dipeluk ibu erat dan ibu menutup mataku dengan tangannya. Ada perkelahian antara ayah dengan Van Der Ben. Ibu hanya berteriak minta tolong, tapi teriakan ibu seakan tak ada artinya karena tak satu pun orang yang berani menolong. 
"Jadi you masih punya nyali?" serahkan semuanya padaku dan kau bebas,"seru Van Der Ben sambil melirik ibuku.
Ayahku meludahi kompeni busuk itu dan terdengar suara senapan keras sekali. Aku hanya mendengar ibu berteriak "Jangan..." dan suara senapan itu terdengar berkali-kali. Akhirnya, ibu jatuh dan aku bisa melihat kejadian yang terjadi. Ayahku mengeluarkan darah dari kepala, dada, dan kakinya banyak sekali. Aku ingin mendekati ayah, tapi salah satu anak buah Van Der Ben menghalangiku.
"Ini akibat dari perlawanan rakyat kecil seperti kalian," teriak Van Der Ben sambil tertawa.
"Ayah........"teriakku dan air matapun tak kuasa ku bendung. 
      
     Aku tersadar kini aku hidup bersama dengan para kompeni, tetapi mereka tidak sejahat Van Der Ben ataupun teman sekolahku dulu. Mereka semua adalah anak buahku yang bekerja di pertambangan batu bara milikku. Kini aku hidup bersama wanita cantik nomer dua setelah ibu. Aku sedang mencoba mencari tenaga medis yang ahli untuk menyembuhkan kebutaan ibuku.Kemudian aku kembali termenung sambil memegang cerutu.

     Aku ingat setelah kejadian malam itu, aku dan ibu dibawa Van Der Ben kenegaranya di Belanda. Ibuku menjadi istri simpanan Van Der Ben. Setiap harinya ibu hanrus melayani Van Der Ben dan tak jarang pula ibuku disiksa olehnya. Sedangkan aku, anak laki-laki berumur 7 tahun setiap harinya harus memerah susu sapi dan menjualnya ke kota dengan menggunakan sepeda. Awalnya aku tidak mengerti bahasa dari  semua orang berhidung mancung ini. Namun ada remaja wanita yang berbaik hati mengajariku bahasa belanda.  Yaa dia, Ellen, wanita berkebangsaan Belgia-Belanda yang prihatin melihat keadaan ibu dan aku. Awalnya aku takut dan kami tidak bisa berkomunikasi. Akhirnya dengan sabar, Ellen memulai komunikasi dengannku dengan bahasa isyarat. 

    Bulan demi bulan aku lalui di negara Belanda dengan keadaan sedih. Aku teringat ayah yang sejak ditembak oleh Van Der Ben tidak diurus jasadnya oleh aku dan ibu. Bukan karena kami jijik oleh darah, melainkan karena aku dan ibu dibawa paksa oleh anak buah Van Der Ben setelah itu. Aku pun masih teringat ketika ayah memarahiku jika aku masih saja ingin dimanja oleh ibu. "Turunlah kau nak dari pangkuan ibumu. Kau anak laki-laki kelak kau harus bisa hidup sendiri" pesan ayah yang masih kuingat hingga aku menapakan langkah di negeri kincir angin ini. Aku ingin sekolah, tapi aku tidak bisa membaca sekadar untuk komunikasipun aku masih terbata-bata. 

      Mungkin ini pertolongan Tuhan, Ellen lagi-lagi aku berhutang budi padanya. Ia dengan senang hati mengajariku membaca tulisan Belanda dan Inggris. Karena Ellen adalah darah campuran, jadi ia bisa menggunakan dua bahasa sekaligus, yaitu Inggris dan Belanda. Aku tak sengaja masuk ke sekolah Ellen, berharap bertemu Ellen dan memberinya makan siang buatan ibuku. Pelan-pelan aku masuk ke dalam sekolah bertingkat itu, memanjat pagar belakang sekolah dan kemudian aku menemukan Ellen sedang duduk sendiri di bawah pohon sambil makan Sandwich kesukaannya." 
"Ellen, It's me Furqon." teriakku pelan
Kemudian Ellen menghampiriku yang sedang bersembunyi di balik tong sampah.
"What are you doing here?"
Kemudian aku menjelaskan kedatanganku dan memberikan Ellen makan siang buatan ibu.
""Thank you. Cepat pergi dari sini." seru Ellen.
Aku pun bergegas lari. Tapi langkahku terhenti ketika melihat peta dunia yang di tempel di dinding sekolah. Ingin sekali aku melihatnya. Keesokan harinya aku bertanya kepada Ellen tentang keberadaan peta itu dan aku ingin sekali melihatnya dengan jarak pandang yang sangat dekat. 

      Keesokan harinya, aku kembali masuk kesekolah Ellen dan Ellen berhasil mengabulkan permintaanku.
"Kenapa kamu ingin melihat peta ini?" tanya Ellen
Kemudian aku meraba bentuk pulau yang bertuliskan INDONESIA.
"Indonesia? What's wrong with Indonesia?" tanya Ellen 
Aku menahan air mata berharap aku tak menangis dihadapan perempuan cantik ini.
"Aku akan menceritakan semuanya kepadamu. Setelah pulang sekolah temui aku di ladang."
Kemudian aku berlari keluar sekolah.
Aku kembali menggambar bentuk pulau Indonesia di tanah yang agak becek dan aku menanyakan kepada ibu letak rumahku dulu bersama ayah. Ibuku jadi seorang pemerah sapi juga, karena Van Der Ben tidak lagi memberi ibu nafkah jadi ibu sibuk bekerja siang malam untuk mencukupi kehidupan kami. Tak jarang ibu dimarahi, dicaci, dan dihina oleh warga karena kerjaan ibu yang tidak bagus. Padahal ibuku pernah bercerita kepadaku bahwa ia tidak mengerti dengan apa yang mereka suruh karena ibu tak terlalu paham bahasa belanda. Ibu hanya sedikit mengerti dan biasanya beliau menyuruhku untuk menerjemahkannya ke bahasa indonesia. 

     Ellen pun datang dengan membawa Sandwich yang ia beli di jalan. Ellen mulai bertanya ada apa dengan Indonesia. Kemudian aku menjelaskan bahwa Indonesia adalah tanah airku. Tanah kelahiranku, tanah dimana aku bisa merasakan keramahan penduduk desa. Tanah dimana aku bisa melihat hamparan padi membentang luas dan tanah  dimana aku hidup bersama ayah. Setelah ku jelaskan tentang Indonesia dan mengapa sampai aku berada di sini, Ellen ku lihat matanya yang biru mulai berkaca-kaca dan kemudian memelukku. Aku pun memeluknya erat, ibu hanya memandangi kami dari kejauhan.

     Sekarang umurku genap 10 tahun, bahasa Belanda dan Inggrisku semakin lancar. Aku sudah bisa membaca, ibu kini sudah sakit-sakitan. Mungkin terlalu lelah mencari uang. Sekarang kami tinggal di ladang karena rumah yang kami tempati sudah dijual oleh Van Der Ben, dan sekarang pria itu sudah menikah dengan orang lain. Aku diberukan rumah di tengah ladang dan ada kincir angin kecil di samping rumah. Ellen semakin dewasa dan pintar. Seminggu tiga kali ia selalu mampir ke rumah untuk sekadar menyapa atau membantuku memerah sapi. Dan aku masih suka sembunyi-sembunyi masuk ke sekolah Ellen untuk mengantarkan makan siang untuknya.

        Hingga suatu hari, ketikaku ingat bahwa hari ini adalahtanggal 17 Agustus. Aku memberi tahu ibu tentang apa yang terjadi dihari itu. Memoriku seakan diingat pada angka satu dan tujuh itu, ibu kemudian menceritakan semuanya. Ibu kini sudah mahir berbahasa belanda malah beberapa kosa kata bahasa indonesia ia sudah lupa. Ibu memberitahu bahwa setiap tanggal 17 Agustus selalu ada bendera di depan rumah. Aku mencoba membuat bendera merah putih dari kain bekas yang ku minta kepada tukang jahit di kota. Ibu menjahitkan bendera pertama selama aku berada di negeri orang. 
"Kau sudah besar nak, sudah pantas kau berjuang untuk negeri Indonesia,"seru ibu.
"Bagaimana caranya bu?"tanyaku.
"Belajarlah nak, tunjukkan bahwa kau adalah anak laki-laki yang pandai. Kelak kau akan kembali ke Indonesia. Melihat betapa besarnya negara kita. Mungkin juga bisa melihat makam ayahmu."seru ibu
Aku kemudian memeluk ibu dan berharap apa yang ia ucapkan menjadi sebuah kenyataan karena aku memang ingin sekali bersekolah. Tapi karena keadaan ekonomi dan aku bukanlah warga belanda mereka melarangku untuk sekolah.
"Kelak jika kau tumbuh menjadi orang besar, ketahuilah bahwa kau berasalah dari bangsa yang besar pula. Ibu hanya bisa mendoakan semoga apa yang kau inginkan tercapai"seru ibu sambil menangis.
"Doakan aku bu. Aku akan bawa Ibu dan Ellen kembali ke Indonesia, melihat hamparan terbentangnya hamparan sawah dan para petani yang ramah membajak sawah." seruku dengan bersemangat.

Petani ramah sedang membajak sawah

Hamparan sawah terbentang


to be continue ^^

Kamis, 16 Agustus 2012

Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional 2011

     Subhanallah, gak kerasa setahun yang lalu pada pertengahan Agustus saya berkumpul dan berkompetisi dengan mahasiswa terbaik se-Indonesia, Mahasiswa Berpresasi Tingkat Nasional 2011 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Jenderal Tinggi (Dikti). Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional adalah mahasiswa yang berhasil menjadi pemenang Mahasiswa Berprestasi tingkat Perguruan Tinggi masing-masing dan berhasil lolos menjadi finalis. Tak banyak finalis yang lolos dari ajang ini, hanya 10 orang Mahasiswa Berprestasi Tingkat Politeknik dan 16 orang Mahasiswa Berprestasi Tingkat Universitas. Mereka adalah 
Mahasiswa Berprestasi Tahun 2011 Tingkat Universitas/Sarjana:
1. A.A.S.Mirah Mahaswari, Ilmu Komunikasi, Universitas Gajah Mada
2. Agus Fadilla Sandi, Ilmu Hukum, Universitas  Islam Indonesia
3. Alfian Syafarussin Putra, Tek.Industri, Institut Teknologi Sepuluh November
4. Annisa Nurul Ilmi, Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta
5. Cresti Eka Fitriana, Sastra Inggris, Universitas Diponegoro
6. Desi Oktariana, Pend. Dokter Umum, Universitas Sriwijaya
7. Dwi Titi Maesaroh, Pend.Bahasa Inggris, Universitas Ahmad Dahlan
8. Ince Dian Apriliyani Azir, Sastra Inggris, Universitas Negeri Jakarta
9. Jamaludin, Teknik Sipil, Universitas Tanjungpura
10. Leo Wibisono, Teknik Pangan, Institut Pertanian Bogor
11. Prischa Listiningrum, Hukum, Universitas Brawijaya
12. Putu Norma Astyari, Akuntasi, Universitas Udayana
13. Putu Septian Eka Adistha Putra, Pend.Kimia, Universitas Pend. Ganesha
14. Reswita Dery Gisriani, Sekolah farmasi, Institut Teknologi Bandung
15. Rully Prassetya, Akuntasi, Universitas Indonesia
16. Siti Fathonah Wijayanti, Pend.Bahasa Inggris, Universitas Sebelas Maret
 Mahasiswa Berprestasi Tahun 2011 Tingkat Politeknik/Diploma:
1.Ahmad Mukhlis, Bahasa Inggris, Politeknik Negeri  Jember
2. Choirul Fadholani, Manajemen Informatika, Politeknik Negeri Malang
3. Dwi Julya Fatmasari, Komputerisasi Akuntasi, PoliteknikTelkom 
4. Firmansyah Permadi, Konstruksi Sipil, Politeknik Negeri Bandung
5. Ike Yuliastuti, Teknik Elektro, Politeknik Elektronik Negeri Surabaya
6. Ineu Rahmawati, Teknik Grafika dan Penerbitan, Politeknik Negeri Jakarta 
7. Malisa Binti Sudirman, Teknik Kimia, Politeknik Sriwijaya
8. Ni Putu Tina Anindia Purnama Wati, Perhotelan, Politeknik Negeri Bali
9. Nur Ardiyansyah, Budidaya Perikanan, Politeknik Negeri Lampung
10. Nur Oktarina, Akuntasi, Politeknik Sekayu

     Menurut Dikti Mahasiswa Berprestasi atau biasa disingkat menjadi Mawapres adalah mahasiswa yang berhasil mencapai prestasi baik dalam akademik maupun nonakademik. Mahasiswa diharakan tidak hanya berprestasi secara akademik keilmuan dalam bidangnya, tetapi juga memiliki aktivitas positif guna mengembangkan soft skills dan hard skills. Tujuannya agar mahasiswa menjadi lulusan yang mandiri, penuh inisiatif, bekerja secara cermat, penuh tanggung jawab, dan gigih. Dasar itulah yang menjadi latar belakang mengapa Dikti mengadakan Pemilihan Mahasiswa Berprestasi di setiap tahunnya. 
     
     Yang bisa masuk ke dalam Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional adalah Mahasiswa Berprestasi yang menjadi juara 1, 2, atau 3 di tingkat perguruan masing-masing. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2011-18 Agustus 2011. Kegiatan dari ajang ini, yaitu penilaian kepribadian, presentasi Karya ilmiah, penilaian kemampuan berbahasa inggris, dan penilaian kegiatan ekstrakulikuler. Dalam buku panduan terdapat beberapa kegiatan dalam rangka menyambut hari kemerdekaan, diantaranya
1. Upacara detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI di Istana Negara/Kemendiknas
2. Mengikuti pidato kenegaraan
3. Ramah tamah dan penghargaan kepada para insan berprestasi bersama Menteri Pendidikan Nasional
4. Mengikuti dikusi
5. Mengikuti kegiatan studi wisata berbasis akademik ke tempat yang telah ditentukan. 

     Ngulik dikit tentang kegiatan selama mawapres 2011. Kegaiatan ini diadakan di Hotel Milenium. Sebenarnya dalam ajang ini seharusnya ada masa karantina terlebih dahulu supaya ada tindak lanjut setelah acara Mawapres diadakan. Bagaimana tidak setiap mahasiswa memiliki 26 Karya Ilmiah yang dianggap berkompeten dan layak untuk dipresentasikan dihadap juri yang notabennya adalah pejabat atau petinggi perguruan tinggi, Namun sayangnya peluang ini tidak dimanfaatkan oleh instansi terkait. Kami hanya mempresentasikan tanpa ada bukti konkrit dari apa yang telah dijelaskan. (Yaudahlah ya mau diapain lagi hehe...) Penghargaan yang diberikan Dikti beruapa piagam, plakat, baju, dan sejumlah uang (ga perlu disebutin lah ya hehe...)

    Masuk ke dalam schedule acara. Setalah cek in dan berkenalan dengan mahasiswa lain malam harinya kami ujian psikotes, keesokan harinya kami mempresentasikan Karya Ilmiah yang kami buat. Setelah itu, barulah debate bahasa inggris. Hari kedua adalah hari menguras tenaga, selain mempresentasikan dan dibantai habis oleh juri, saat debate pun mengalami hal yang sama. Jika kita tidak fasih dalam berbahasa inggris, hmmmmm wawllahualam hehehe beruntunglah mawapres yang berasal dari jurusan bahasa inggris atau debater di kampusnya masing-masing. Namun saya pribadi merasa mereka para finalis sudah seperti keluarga sendiri walaupun baru kenal terhitung kurang lebih 30 jam hehehe. Keesokan harinya kami mengikuti upacara bendera di Kemendiknas dan dilanjut pengumuman pemenang. Setelah pengumuman kami berwisata ke Seaworld. Agak aneh memang kenapa studi wisatanya ke daerah Ancol, tapi itu sudah menjadi rangkaian acara yang diatur oleh Dikti. Saya sedikit lupa dengan schedule yang pasti kami juga diundang untuk hadir ke acara Bukan Empat Mata dengan presenter kondang Tukul Arwana dan bintang tamunya Syahrini (sesuatu ya...) *Jeger*. Lagi-lagi hal yang disayangkan adalah pemilihan program acara yang diatur untuk kami, seharusnya kami diundang ke acara-acara yang berbau pendidikan minimal sih kalau acara talkshow ya Kick Andy (bukan maksud menyindir ^^).

    5 hari sudah serangkaian acara yang diatur oleh Dikti. Sayangnya masih banyak kekurangan di samping kelebihan dari acara tersebut. Bayangkan dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun saya pribadi mempersiapkan untuk menjadi Mahasiswa Berprestasi. Tapi saya sedikit kecewa dengan beberapa acara yang dihadiahkan Dikti dan tidak ada kelanjutan dari program ini. Saya yakin dalam diri masing-masing finalis memiliki banyak ide atau program yang hebat untuk memajukan pendidikan dan bangsa ini. Seandainya ada tindak lanjut atau gerakan cepat pasti para pemenang Mahasiswa Berprestasi sudah menolak sekolah di luar negeri atau malah mendapat beasiswa pendidikan. Saya yakin para finalis bukanlah koruptor yang mengambil uang rakyat, tapi kami hanyalah mahasiswa biasa yang seharusnya mendapat perhatian lebih dari instansi terkait, sehingga ide atau solusi kami dari masalah bangsa ini bisa disalurkan dan sebagian dari kami tidak dilirik oleh pemerintah atau instansi luar negeri. Tapi sayangnya beberapa dari teman saya yang menjadi finalis sudah hengkang dari Indonesia. Putu Norma sekarang perempuan Bali ini sudah di Inngris untuk melanjutkan studi S2, Rully dari UI melanjutkan di Singapore, Leo dan beberapa teman saya sudah mendapatkan beasiswa dari luar. Ince juga mendapatkan program pertukaran mahasiswa ke Amerika. Mereka adalah para finalis Mahasiswa Berprestasi yang terus mengembangkan sayap setinggi-tingginya dan hasil dari keuletan mereka, mereka mendapatkan beasiswa dari universitas di luar negeri. Semoga ketika mereka pulang mereka bisa mengubah bangsa ini menjadi lebih baik dan insya Allah saya akan menyusul mereka. Terima kasih Dikti. Really miss this moment ^^

Mawapres saat Uapacara Kemerdekaan RI

Mawapres Setelah Lomba

Pembagian Baju untuk Upacara ^^

Studi Wisata

Minggu, 12 Agustus 2012

Rencana Allah Pasti Lebih Baik

     Terhitung sejak 17 Juli 2012 saya dinyatakan lulus oleh penguji. Seminggu setelah sidang masih saja disibukkan oleh revisi Tugas Akhir. Baru-baru ini saya sudah menyelesaikan Tugas Akhir hasil revisi. Setelah saya sidang, saya memiliki rencana untuk melanjutkan kuliah. Sebenarnya cuma dua pilihan universitas untuk melanjutkan kuliah, yaitu IPB atau UI. Setelah mengalami kendala terkait Surat Keterangan Lulus akhirnya saya hanya daftar di UI dengan jurusan Administrasi Negara. 
      Suatu hari sebelum ke kampus untuk menyerahkan Tugas Akhir saya mencoba iseng-iseng mengendarai sepeda motor ke kampus. Dengan alibi tidak ada ojek saya nekat bawa motor dr rumah Citeureup Bogor ke Depok. Hari pertama lancar-lancar aja, hari kedua ban belakang kempes, hari ketiga hampir ditilang polisi, hari keempat lancar, dan hari kelima tabrakan. Baru lima kali bawa motor ke kampus udah tabrakan *tragis*
Kenapa bisa sampe tabrakan?
1. Ngantuk
2. Baru buka puasa
3. Ga diridhoin sama ibu
      Jadi begini, setiap saya bawa motor ke kampus ibu saya selalu khawatir dan melarang untuk mengendarai motor sebenernya ke kampus. Tapi saya bandel dan masih aja nekat, alhasil bengkak dan memar seluruh badan setelah tabrakan. (untuk kejadian tabrakan nanti diposting di cerita berikutnya).
Dua hari setelah tabrakan, saya harus mengikuti test masuk ekstensi UI. Dengan bermodal bismillah dan kondisi badan yang masih sakit-sakit akhirnya saya mengikuti test sampai selesai. Tes yang saya ikuti adalah test Psikotes dan Bahasa Inggris. Ketika test saya mengalami pusing mungkin efek dari tabrakan masih saya rasakan. 
      Setelah test selesai saya menemui teman saya, Agil, sekadar menyapa dan pulang bareng. Setalah mengobrol dan salat, ternyata eh ternyata saya salah prediksi. Saya kira test bahasa inggris ada pengurangan nilai tp ternyata di soal tertulis "Tidak Ada Pengurangan Nilai". huft
       Pengumuman hasil test diumumkan seminggu setelah ujian. Selama seminggu ini saya merasakan jauh dari yang namanya berdoa bersungg-sungguh untuk masuk UI. Entah kenapa saya tidak yakin akan masuk, mungkin karena jawaban bahasa inggris. Selama seminggu saya jarang berdoa atau sekadar curhat sama Allah. Selama seminggu pula saya jarang mengingat Allah untuk kelancaran masuk UI. 
      Alhasil, hari ini tanggal 12 Agustus 2012 tepat pukul 08.20, saya membuka hasil pengumuman test masuk UI. Dan ternyata saya tidak lolos seleksi. Mereka mengatakan "Maaf, Anda belum lolos seleksi masuk kali ini". Waw betapa kagetna ketika membaca pengumaman tiu, semua seakan rontok. Tiba-tiba sakit kepala seperti yang saya alami ketika tabrakan kembali terasa. Semuanya seakan hilang arah. 
      Saya menceritakan kepada ibu saya bahwa saya tidak lolos seleksi masuk UI. Ibu saya pun tersenyum, beliau hanya mengatakan "Mungkin ini jalan dari Allah karena uang masuk untuk kamu kuliah ternyata belum semua terkumpul, walaupun kamu lolos mamah harus pinjam uang ke sana-sani." Saya pun menangis, memeluk, dan mencium pipi ibu. Betapa saya malu karena tidak bisa lolos, tapi saya lebih malu lagi karena ternayata saya masih saja merepotkan ibu. 
     Memang belum ada rencana setelah tidak lolos UI. Ibu saya hanya menganjurkan untuk mengikuti tes tahun depan.  Teman dan sahabat menyemangati saya untuk bangkit dan tidak putus asa.  Untuk saat ini, saya masih merombak proposal hidup saya. Dengan mencari ridho Allah dan orang tua di setiap langkah, saya berharap proposal ini akan berjalan sesuai rencana dan saya harus selalu sabar menunggu waktu yang pas untuk meraihnya.



Intinya adalah ini sudah menjadi rencana Allah. Sebaik-baiknya rencana manusia, tetapi rencana Allah adalah yang terbaik. ALLAH SAYS WAIT. I DO BELIEVE THAT HE WILL GIVE ME THE BEST (Insya Allah). Berharap semoga proposal hidup saya merupakan langkah terbaik dalam hidup yang selalu teruntai iringan doa dari ibu saya. Amin Allahuma Amin

Jumat, 01 Juni 2012

Menjangkau Daerah yang Tak Terjangkau Pendidikan


       Volunteer Teaching Indonesia Children adalah program mengajar anak TKI yang diselenggarakan oleh Kepala Sekolah Dasar Nonformal SOP daerah Miri dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching, Malaysia, dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Dalam kegiatan ini pihak KJRI Kuching Malaysia mengundang mahasiswa Universitas Negeri Jakarta dan mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta untuk berpartisipasi sebagai pengajar. Mereka adalah Asep Rudi Casmana (Mahasiswa UNJ Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Politik), Ervina Maulida (Mahasiswi UNJ Jurusan Ekonomi dan Administrasi), dan Ineu Rahmawati  (Mahasiswi PNJ Jurusan Penerbitan).  Tema dari kegiatan ini adalah Kurangi Buta Aksara Anak Indonesia. Tujuan dari kegiatan ini adalah pemberantasan buta aksara pada anak Indonesia usia 5-12 tahun yang berada di daerah Miri, Sarawak Malaysia. Kegiatan ini diadakan pada 21-25 Mei 2012.
Kegitaan ini juga diharapkan bisa membuat anak Indonesia yang berada di daerah Miri, Sarawak Malaysia mendapatkan pendidikan yang layak sama seperti anak Indonesia yag berada di Indonesia. Kegiatan Volunteer Teaching Indonesia Children dibuka oleh Bapak Djoko selaku Kepala Konsul  KJRI Kuching bersamaan dengan upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional. Setelah melakukan  upacara, kami dikirim ke daerah pelosok Miri untuk kegiatan mengajar. Jarak tempuh untuk menjangkau daerah Miri sekitar 13 jam dari Kuching.
Kegiatan mengajar hari pertama kami berada di sekolah dasar nonformal yang berada di Sarawak Oil Palm’s (SOP) Pinang. Kegiatan mengajar yang kami lakukan adalah baca tulis hitung, menyanyikan lagu-lagu bergembira, dan mengenalkan Indonesia pada murid-murid. Pembukaan acara mengajar di daerah SOP Pinang terdiri atas sambutan pihak perusahaan SOP, sambutan Muhamad Salim selaku Kepala Sekolah Nonformal, dan nyanyian lagu-lagu nasional yang dinyanyikan oleh siswa sekolah nonformal SOP Pinang. Kegiatan mengajar dilakukan dari pukul 09.00-15.00. Jumlah guru di sekolah ini 2 orang dan jumlah siswa yang bersekolah di daerah Pinang adalah 35 murid. Mereka terdiri dari 7 murid  Taman Kanak-Kanak, 6 murid kelas 1 SD, 8 murid kelas 2 SD, 7 murid kelas 3 SD, dan 7 murid kelas 4 SD. Setelah sekolah kegiatan malam hari siswa SOP Pinang  melanjutkan belajar baca tulis Al-Quran di mesjid dekat sekolah.  Namun karena keterbatasan listrik yang dijatah oleh pihak perusahaan ketika kami sedang menjalakan salat isya berjamaah tiba-tiba lampu padam.
Kegiatan hari kedua dilakukan di sekolah nonformal SOP Galasha. Jumlah guru di sekolah ini 2 orang dan jumlah anak Indonesia yang belajar di sekolah ini adalah 40 anak. Mereka terdiri dari 8 murid kelas 1 SD, 12 murid kelas 2 SD, 9 murid kelas 3 SD, 5 murid kelas 4 SD, 4 murid kelas 5 SD, dan 3 murid kelas 6 SD.. Kegiatan hari ketiga dilakukan di sekolah nonformal SOP Lambir. Jumlah guru di sekolah ini 2 orang dan jumlah siswa pada sekolah ini 52 murid. Kelas 1 teridiri dari 20 murid, kelas 2 terdiri dari 12 murid, kelas 3 terdiri dari 10 murid, dan kelas 4 teridir dari 10 murid. Hari keempat kegiatan mengajar dilakukan di SOP Tulabi. Hanya satu guru yang mengajar di sekolah ini dan jumlah murid  20 murid, terdiri dari 10 murid kelas 1 SD, 5 murid kelas 2 SD, dan 5 murid kelas 3 SD.
Keadaan sekolah nonformal di semua perusahaan SOP sangat memprihatinkan. Satu sekolah hanya memiliki satu-dua ruangan kelas untuk belajar. Setiap ruangan kelas terdiri dari beberapa  murid dengan tingkatan kelas yang berbeda. Satu papan tulis terdiri dari beberapa mata pelajaran untuk setiap tingkatan kelas. Bangku dan meja untuk duduk pun sangat terbatas jumlahnya.
Anak-anak Indonesia yang sekolah di sekolah nonformal yang didirikan oleh KJRI dan pihak perusahaan Sarawak Oil Palm’s hanya memiliki satu seragam sekolah, yaitu putih biru. Namun di SOP Tulabi belum memakai seragam sekolah seperti sekolah nonformal lainnya. Mereka hanya menggunakan pakaian bebas seadanya dan sandal. Buku yang mereka gunakan sebagai penunjang pelajaran sangat terbatas. Satu guru hanya memiliki satu buku setiap mata pelajaran. Peralatan tulis setiap murid pun sangat terbatas, satu murid hanya memiliki satu buku tulis untuk semua mata pelajaran dan satu pensil. Penghapus sebagai alat hapus ketika salah menulis hanya ada satu di setiap kelas, mereka harus bersabar berbagi penghapus dengan yang lainnya.
Jarak antara sekolah dan rumah mereka cukup jauh. Mereka harus berjalan kaki sekitar 30 menit untuk sampai di sekolah. Karena jarak tempuh yag jauh mereka membawa bekal dari rumah masing-masing untuk dimakan pada saat makan siang nanti. Beberapa murid yang tidak membawa makanan mereka harus pulang berjalan kaki dan balik ke sekolah lagi.
Guru yang mengajar bukanlah tenaga pendidik yang memiliki keterampilan khusus untuk mengajar. Mereka hanyalah Tenaga Kerja Indonesia lulusan SMA yang peduli terhadap anak-anak TKI yang berada di Miri. Mereka tidak dibayar dengan gaji yang layak bahkan tak jarang dari mereka yang tidak dibayar baik oleh pihak perusahaan, orang tua murid, mau pun pihak KJRI. Walaupun semua serba terbatas mereka tetap bersemangat untuk mengajar anak-anak Indonesia yang terlantar di Miri.
“Harapan kami ingin mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah Indonesia kepada anak-anak Indonesia yang berada di daerah Sarawak. Mereka juga anak-anak Indonesia yang wajib mendapatkan pendidikan yang layak seperti anak Indonesia lainnya,”ujar Muhamad Salim Kepala Sekolah nonformal SOP. Kami sangat mengharapkan bantuan seperti buku dan sarana belajar mengajar lainnya. Kami juga ingin membuat anak-anak Indonesia yang kami ajar menjadi pintar sama seperti anak Indonesia lainnya.
Setelah diadakan kegiatan ini diharapkan baik pemerintah, mahasiswa, perusahaan, maupun instansi lainnya mau peduli terhadap anak-anak Indonesia yang membutuhkan pendidikan dan memberantas buta aksara. Seperti bunyi Pasal 31 ayat 2 tentang pendidikan dan Kebudayaan, “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.” Mereka juga anak Indonesia yang berhak mendapatkan pendidikan serta sarana dan prasarana pendidikan yang layak. Senyum mereka adalah harapan bangsa. Salam semangat pendidikan anak Indonesia :)

Papan tulis untuk semua kelas

Keceriaan bersama guru dan murid SOP Tulabi

Bernyanyi lagu gembira
Mahasiswa UNJ dan PNJ, kiri Vina, Asep, Ineu

Bermain bersama murid SOP Lambir

Bermain bersama murid SOP Galasha

Pulang sekolah

Selasa, 08 Mei 2012

Lama Tak Menulis

Sudah lama sekali tidak menulis di blog. Kesibukan yang saya jalani akhir-akhir ini benar-benar menyita waktu. I'm back :)
Minggu ini saya akan mulai menulis lagi. Semua pengalaman akan saya ceritakan :)

Senin, 05 Maret 2012

Magang

Maybe this is feel what people say "Dilema or Galau"

Saya sedikit kurang mengerti tentang perasaan yang saya rasakan saat ini. Semua terasa sedikit aneh.
2 minggu menunggu kabar dari penerbit Gagas Media untuk magang, tapi hasilnya nihil. Entah kesalahan apa yang saya perbuat saat memberikan surat magang hingga saya digantungkan. Padahal saya sudah bertemu dengan owner perusahaan, tetapi tetap saja hasilnya nihil. Mungkin ini sudah jalannya saya tidak bisa magang di sana.
Kecewa? iya
Menyesal? sedikit
Kesal atau marah? apalagi
Sabar? so pasti
Sedikit kecewa karena saya terlalu mendengarkan kata orang. Sebenarnya pendapat atau opini seseorang bagus untuk kebaikan, tetapi kata hati jauh lebih baik kita percaya. Tidak lama berselang saya memutuskan untuk pindah tempat magang ke Erlangga. Dengan modal proposal saya mengajukan surat magang ke jurusan. ACCpun di dapat. Surat magang keluar *horee
namun masih ada tapinyaaa
Pihak Erlangga belum juga menghubungi hingga seminggu.
Setiap hari saya selalu lihat HP apakah Erlangga menelepon atau tidak. Ternyata masih saja belum ada hasilnya. Bingung campur aduk pastinya. Segala macam doa sudah saya panjatkan.
Sampai suatu pagi, ketika saya baru saja menyelesaikan pekerjaan rumah mungkin karena hawa kesal atau apalah itu namanya tiba-tiba saja saya menangis.
Saya tidak tahu bahkan tidak mengerti lagi tentang perasaan yang saya rasakan. Semua campur aduk bagai es campur yang dicampur dengan es blewah terus tumpah ke tong sampah yang sudah terisi sisa makanan.
Merah kuning hijau biru semua warna saya rasa abu-abu. Semua kelabu...
Tiba-tiba seorang teman saya, sebut saja dia Reksa, BBM memberikan informasi untuk magang di tenoat ia bekerja.
Zalora Indonesia, salah satu anak perusahaan Rocket Internet, perusahaan Jerman yang pendapatannya sekitar 100juta Euro/bln. Sekadar coba-coba kirim CV saya mengirim e-mail ke Reksa.
Keesokan harinya saya dipanggil untuk interview.
Sekadar curhat interview yang saya lakukan in english. Orang asing bernama Hendric yang interview saya. Untunglah kemampuan english saya ga jelek-jelek amat jadi saya mengerti apa yang dia bicarakan.
Ga lama si bule langsung bilang "kapan mau mulai kerja?" waaa secepat itu pikir saya.
"on March first" pangkas saya dengan semangat. "Ok, kamu bisa mulai bekerja pada awal maret".
asikkkk ....
Ga lama setelah kabar gembira, tiba-tiba dalam perjalanan pulang ke ruamh saya memikirkan lagi.
Kalau saya masuk kerja di zalora itu berarti saya harus rombak ualng TA dan PI. OMG....
Mikir-mikir cari solusi tentang TA atau PI. Akhirnya saya memutuskan untuk memilih tema tentang e-commerce hahaha.
Lega rasanya....

Jumat,2 Maret 2012
Eng ing eng tiba-tiba telepon masuk dari Erlangg mereka menerima saya untuk magang di sana. Bingungkan jadinya...
Antara Gaji dan TA...

Masih bingung sampai sekarang, tapi saya sudah masuk magang di Zalora.
huaaaa pusing kan hahaha
Entahlah jalan mana yang harus saya lalui.
Saya hanya bisa pasrah dan berdoa sama Allah semoga dimudahkan segala urusan. Tentang harus memilih saya hanya menjalani apa kata hati dan orangtua. Itu yang saya percaya. Ini sudah jalan Tuhan.
Manusia memang selalu mempunyai rencana yang terjadwal dengan baik, tapi rencana Tuhan jauh lebih baik.

Jumat, 24 Februari 2012

Blackberry Messenger dan si Coy

   Sekitar jam 8 malam tadi saya meluangkan waktu untuk membeli pulsa hehe. Seperti biasa setiap bulannya saya menafkahi modem walau hanya Rp50.000-Rp100.000. Maklum kebutuhan anak gaul zaman sekarang can't life without internet haha. Setelah membeli pulsa ke warung pulsa seberang rumah saya, sengaja saya luangkan waktu untuk menyapa sodara saya yang tinggal persis di sebelah rumah.
    Sebelum masuk kamar si coy (sebutan akrab saya kepada sepupu perempuan saya) sekadar basa basi saya menegur mamah (ibunya si coy). "Mana si coy mah?" sapa saya dengan wajah sumringah karena pulsa sudah masuk. "Udah tidur kayanya." jawab mamah dengan wajah datar. Walau sudah diberitahu si coy sudah tidur, saya tetap melajutkan perjalanan menuju kamar si coy. 
     Ketika saya masuk, jengjeng mata si coy udah sembab kaya abis digigit semut rangge (warna merah) atau ga keseret tawon. Kaget melihat keadaan si coy yang udah raut mukanya ga karuan. Akhirnya saya memutuskan untuk mencoba menenangkan dia. "Kenapa lo? berantem lagi sama 'A'?" tanya saya. Sebelumnya kemarin malam saya dan si coy saling curhat. Saya lagi kesal dan kecewa sama seorang teman dan saya juga cerita jika saya benci bulan Februari ini. Bulan ini saya kurang beruntung, digantung oleh penerbit, terlalu diberi harapan tinggi jauh melayang ke angkasa tapi akhirnya jatoh dan mendarat di kebon cabe  dan janji kosong. Tapi yasudahlah itu semua saya ambil hikmahnya saja dan saya bilang ke si coy kalau jadi orang jangan kaya saya di bulan februari ini. 
    Lain cerita dengan si coy. Dia sedang dikhianati oleh temannya sendiri. Malah pribadi intinya (sensor ye). Saya kira hanya saya seorang yang nasibnya malang melintang yang kerjanya online, nulis, rapat di bulan Februari, ternyata si coy juga merasakannya. Setelah cerita ngalor ngidul akhirnya saya cerita kalau saya mau si coy kuliah, ada biaya atau engga. Sharing kalau sekarang pemerintah banyak keluarin beasiswa saya mau si coy termotivasi dan memiliki tekad buat kuliah. kebetulan si coy ini siswi kelas 3 SMA yg bntr lg lulus, prestasinya lumayan 3 besar d kelas, atlet voli juga. Sayang si coy anak yatim. Karena dia yatim saya merasa memiliki kewajiban bukan untuk menyekolahkannya, tapi sekadar memberi info dan semangat agar ia tetap bersekolah hingga bangku kuliah.
    Dengan terbata-bata si coy bilang "Gue kangen bokap gue. Dari tadi gue nangis karena inget dan kangen dia." Air mata saya pun ga bisa ditahan, mau sok sok kuat tapi ujung-ujung ikut nangis juga. "Lo kangen coy?terus lo ngapain aja daritadi?" tanya juga yg hampir pengen nangis jerit-jeritan. "Liatin fotonya aja, terus gue nulis diarry ama berdoa" jawab si coy yang matanya gue perhatiin udah tinggal gari strip doang. "Yah coy gue juga kangen kali, apalagi papah lo meninggal pas gue nolongin dia dan di depan mata gue banget." (langsung flash back). "Sabar ya coy..."
      "Apalagi si Boni ya coy yang udah ditinggal dari kecil. Kalau inget bapaknya gimana ya? Walaupun dia masih kelas 3 SD tapi gue bisa liat coy dia kayanya masih butuh banget. Gue ga ngerti si coy perasaan anak kecil kaya gimana, yang pasti keliatan dari mukanya." kata gue dengan air mata yg deres banget ngalirnya dan si coy cuma jawab "iya" terus dia nangis lagi. "Coy tujuan gue ke sni buat seneng-seneng coy, tapi liat lo nangis gue ga tega juga." Si coy cerita lagi kenangan-kenangan dia sama papahnya. Dan saya jadi teringat sama sepupu saya yang lain, si Boni, kalau dia kangen sama ayahnya gimana ya? kalo si coy masih bisa curhat ama saya atau nulis diarry. Lah kalau bocah kelas 3 SD. Hmmm pikiran saya mulai bercabang. 
      Terlepas dari itu, saya wajib bersyukur karena orang tua saya masih lengkap. Dalam hati saya berdo'a Semoga orang tua saya diberi umur yang panjang dan sehat selalu. Saya juga jadi mikir "Sedalam-dalamnya laut pasti masih bisa diukur, tapi hati manusia siapa yang tau." Baru kemarin ketawa-ketawa ngomongin masalah cowo (biasa kalau cewe udah rumpi), yang dia saiko lah, yang dia bilang kalo si V jelek dan ada yg lebih jelek lagi yang suka ama dia lah, saya juga cerita cowo yang amat sangat religius sampe-sampe mau bareng pulang aja dia bilang takut terjadi fitnah dll.
      Terbesit keinget PM temen waktu itu "I hope peoples in heaven have Blackberry Messanger". Mungkin seiring dengan kemajuan teknologi canggih tipe HP canggih nan keren pun bermunculan dari mulai Blackberry, Androin, windows. Program komunikasi gratis juga yahoo,skype,google dll. Tapi yang menciptakan itu semua belum bisa menyentuh duniaselain bumi. Kalaupun suatu hari ada saya mau teleponan sama makhluk ruang angkasa di planet Mars atau Pluto. Saya cuma mau bilang kalau tapak kaki sama simbol-simbol yang dia bikin di bumu dan heboh banget sampe masuk tv itu kebon kakek saya. Warisan kebon kakek saya yang lagi ditanemin jagung abis semua, rugi saya. Saya cuma minta ganti rugi sama makhluk ruang angkasa, mungkin kalo diitung bisa kena 5jutaan itu. Tolong juga sama Kemeninfo dan para ahli telekomunikasi diciptakan telepon biar saya bisa nego harga akibat kerjaan si makhluk ruang angkas yang mendarat sembarangan.
      Terlepas dari itu semua, saya hanya bisa berdoa. Semoga Alm. Papah Ila, Om, engkong, dan keluarga yang sudah tiada mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. Saya dan keluarga tak henti-hentinya memanjatkan do'a setelah salat dan membaca al-Quran. Itu semua cara komunikasi terbaik dan tercanggih untuk saat ini mengalahkan smartphone yang saya miliki. Karena sudah lelah dan mata sudah mulai membengkak, saya pamit pulang ama si coy. Coy sabar ya.....

Smart Phone
Jejak Kaki Makhluk Ruang Angkasa

Selasa, 21 Februari 2012

Organisasi

   Sebenernya saya adalah orang awam yang baru menapaki kaki di organisasi kampus. Menjadi seorang ketua divisi pada calon bakal UKM terbaru di Politeknik Negeri Jakarta adalah perkara yang sedikit sulit bagi saya. Terlebih anggota yang lain sibuk dengan urusan mereka masing-masing akhirnya saya mengalah untuk fokus dulu terhadap dunia keorganisasian dibanding akademik. Bicara akademik mungkin saat ini saya adalah mahasiswi tingkat akhir yang harus melaksanakan praktek industri. Saya berpikir bahwa tidak bisa selalu egois untuk kepentingan pribadi selama masih ada yang harus lebi dulu diurus. Akhirnya, dengan hati waswas saya menomerduakan praktek industri dan lebih fokus ke dalam organisasi terlebih dahulu. Toh seiring dengan waktu semoga saya bisa mengkombinasikan kedua kegitan ini dengan baik.
   Sebelumnya cerita tentang organisasi mungkin saya bukanlah mahasiswi yang aktif di BEM atau UKM bla bla bla. Saya bukan pula mahasiswi yang suka orasi di depan gedung bertingkat atau jalanan di Jakarta. Saya justru hanya mahasiswi biasa yang menganggap hal itu tidak menjadi tujuan saya berada di kampus. Pemikiran awal saya bahwa kampus adalah sarana belajar seperti halnya sekolah. Mungkin karena sejak SMP,SMA saya tidak suka berorganisasi di bidang politik atau apalah itu namanya. Saya justru lebih tertarik mengikuti organisasi di bidang kebudayaan atau entertain hahaha. Seiring berjalannya waktu saya kuliah di PNJ saya hanya tercatat sebagai reporter atau fotografer majalah kampus GEMA. Mungkin itu saja cukup bagi saya untuk sekadar menyalurkan hobi. Dan tak jarang pula saya meliput kegiatan di PNJ.
   Pemikiran saya tentang organisasi sedikit berubah untuk saat ini. Terjun langsung dalam rapat-rapat yang membahas berbagai macam peraturan UKM membuat saya tertarik dan menyayangkan kenapa baru sekarang saya mengikutinya. Tapi toh saya bersyukur bisa dan pernah mengikuti organisasi kampus dan menggoalkan sebuah UKM baru di kampus. Belajar dari teman-teman yang mungkin lebih mahir dan mengerti bagaimana sebuah organisasi itu berjalan. Saat ini mungkin saya tidak mau banyak bicara tentang peraturan UKM yg sudah ditetapkan oleh PNJ, tetapi merekalah saya belajar bagaimana memahaminya. Salah satu teman saya, Suhada, penah bilang "Lo tau kenapa Tuhan cuma kasih kita satu mulut, tapi dua telinga dan dua mata? Karena Tuhan ingin kita lebih banyak melihat dan mendengar terlebih dahulu dibandingkan berbicara" Semua berubah karena pemikiran saya sekarang saya harus lebih banyak mendengar dan memahami terlebih dahulu sebelum berbicara, termasuk pola pikir dalam mengambil sebuah keputusan. 
      Awalnya saya hanyalah mahasisiwi biasa yang setiap setelah kuliah langsung pulang. Sejak saya memenangkan sebuah ajang bergengsi di kampus (sok...hahaha) akhirnya saya mulai sedikit membuka mata dan sedikit bersosialisasi dengan mahasiswa/i jurusan lain. Terlepas dari itu saya bersyukur ternyata saya masih bisa diterima oleh lingkungan dan memiliki banyak teman untuk saat ini. Teman saya bukan hanya mereka yang hanya saya kenal di kelas, tetpi teman saya adalah seluruh mahasiswa/i dimana saya kuliah. Kenal atau tidak, menyapa atau tidak, bercengkrama atau tidak, berdiskusi atau tidak saya pikir yang penting kita sama, mahasiswa PNJ. Dan melalui sebuah organisasilah kita saling mengenal satu sama lain.
      Semoga melalui tulisan ini terbesit keinginan mahasiswa/i untuk menjadi salah satu anggota di kampusnya masing-masing. Belajar itu penting, tapi belajar saya tidak cukup menurut saya. Pengalaman juga penting kawan. Apalagi kita bisa menguasai dan mengkombinasikan antara belajar dengan pengalaman. Luar biasa sekali pasti dunia perkuliahan kita. Salam semangat berorganisasi :)


Bersama dengan MARS

Jumat, 17 Februari 2012

Jumat Siang

Matahari kaya cuma sejengkal dr kepala, itulah yang saya rasakan Jumat siang ini. Sebenernya agak males keluar rumah hari ini, tapi segudang aktifitas harus saya kerjakan. Sebelum berangkat ke kampus sebenernya dapet Bad News dari seseorang. Sebut saja dia Bobi. Bukan sulap bukan sihir tiba-tba dia telepon dan ngasih kabar ga enak dan langsung jleb ke hati. Al hasil saya masak nasi sambil nangis dong. Tadinya udah ga ada gairah buat pergi, bahkan berniat bakal ngurung diri, muhasabah, dan sendirian aja intinya. BBMpun masuk bertubi-tubi dari Cynara nanya lagi dimana lagi dimana terus. Pengen banget matiin HP, BB, laptop biar ga ada yg ganggu. Rencanya gitu, tapi ga bisa. Semua sudah di arrange. Saya haru ke kampus hari  ini.
Abis mandi dan memakai segala macam wangi-wangian biar PD walau nanti keringetan akhirnya k santai, aki mau juga diajak kompromi buat keluar rumah. Tapi demi apapuun itu kepala tiba-tiba pusing. Mungkin penyebabnya adalah masalah si Bobi yang kaya cuci tangan gitu sama kepikiran buat gimana caranya ngelanjutin idup hahaha. Saya mungkin terlalu si yang bikin gabuk dan terlalu yang parahnya mungkin gambaran keadaan saya saat ini seperti benang kusut yang udah kudut banget. Sepanjang perjalanan udah ga nyalain musik dan abang angkotnya ga ada musik. Al hasil gue bengong ga jelas di angkot.
Di angkot ini bikin galau paling juara. Bengong ga jelas, cuma BBM sama Febi dan ga ngapa2in lagi. Malah jadi t
Duduk lebih dari 30 menit di Halte UI, melihat orang-orang di sekitar. Celingak celinguk sambil nyedot es Joglo yang baru dibeli. Tiba-tiba inget percakapan sama temen dr Cina. Terbesit keinginan buat bikin cerpen "Ajari Aku BerTuhan"

Senin, 06 Februari 2012

Kompas Kampus

Thank you God.
Hari ini artikel saya dimuat di Kompas Kampus.
I'm so glad :D
Ini sebuah langkah di mana saya harus banyak belajar menulis.
Teman saya, Ma'ruf. Dia pandai menulis, tulisannya sering saya baca dan kata-katanya sangat luar biasa :)
Saya memang sudah belajar menulis di Kampus, tapi tak jarang saya malas untuk memposting atau mengirim ke sebuah media.
Mungkin saya terlalu sombong tidak pernah mensyukuri dan memanfaatkan fasilitas yang ada selama ini.
Tapi saya janji saya akan terus menulis, tentang apa pun itu.

Rabu, 01 Februari 2012

First day in Prague

     Prague adalah salah satu kota yang berada di Czech Republik. Mungkin nama Prague kalah tenar dengan Paris yang sering kita dengar. Malah sebenarnya saya juga belum pernah dengar atau searching tentang kota ini. Menurut salah satu dosen saya Prague is a beautiful place dan semakin penasaran akhirnya saya pun mulai menggooling kata Prague. 
   6 Januari 2012 tak disangka dan tak diduga untuk pertama kali saya menginjakkan kaki di kota Prague, Czech Republic. Seperti mimpi berada di tengah mayoritas orang berkulit putih, berhidung mancung, dan berambut pirang. Sungguh nikmat Tuhan yang hukumnya wajib saya syukuri. Ingin rasanya membawa orang tua saya ke negara yang indah ini.
     Sesampainya saya di Prague, saya sudah dijemput oleh Titis dan Agy. Mereka adalah mahasiswa/i IPB yang sedang ikut program exchange student dari Erasmus Mundus (cool !!! ). Sedikit risih ketika ke luar bandara karena di sana sedang winter. Mungkin kulit saya belum terbiasa dengan cuaca di sana. Kendaraan pertama yang saya naiki adalah bus yang membawa saya dari Prague ke tengah kota. 
   Sebelumnya saya ingin bercerita tentang bawaan saya ke Prague. Saya membawa satu koper ukuran besar dengan berat 22kg, satu tas ransel export, satu tas selempang kecil, dan menenteng jaket anti badai yang dibelikan oleh kakak saya di Cina. Bisa dibayangkan bawaan saya? Banyak dan berat, tapi untunglah Agy berbaik hati membawa koper saya seberat 22 kg.
    Titis dan Agy ngobrol tentang tiket untuk saya naik bus. Tiket? Tiket apa dalam benak saya. Maklum baru pertama kali ke Prague. Begini ceritanya, semua transportasi di Prague menggunakan tiket atau open card untuk semua masyarakat bisa menikmati transportasi. Tiket tersebut adalah bukti bahwa kita sudah membayar alat transportasi yang akan kita naiki. Ini merupakan salah satu bentuk perbedaan antara di Indonesia dan Prague. 
     Tiket yang dijual bermacam-macam harganya mulai dari 24 CZK - 110 CZK. Tiket ini memilki validasi waktu. Jika kita membeli tiket seharga 24 CZK maka validasi tiket berlaku hingga 60 menit, harga tiket 32 CZK berlaku hingga 90 menit, dan 110 CZK berlaku hingga 24 jam. Pasti penasaran dengan validasi waktu ini? Sedikit bahas yang saya tahu dan saya dapat informasi dr Uni Mel V jadi validasi waktu adalah waktu berlakunya tiket setelah tiket dimasukkan ke dalam box ticket. Sebelum kita menaiki public transportation di Prague kita harus memasukkan tiket ke dalam box tiket, dari situ kita mendapatkan waktu kapan tiket itu akan habis. Misalnya, kita membeli tiket 24 CZK validasi waktu 60 menit. Kita memasukan tiket pukul 12.00 maka tiket hanya berlaku hingga pukul 13.00. 
      Tiket yang kita beli berlaku untuk semua public transportasi seperti tram, bus, dan metro kecuali taxi. Hebatnya tiket ini bisa kita beli by SMS dengan cara sending the text message "DPT24" or "DPT32" to the number 902 06. Your ticket will usually be sent to your phone within one minute. Sebenarnya jarang sekali ada pemeriksaan untuk tiket ini, tapi semua warga tertib membeli tiket karena jika ketahuan polisi kita tidak memiliki tiket atau open card maka kita akan kena denda sebesar 40 Euro. Warga Ceko juga termasuk orang jujur (kata uni mel v) dan pemerintah juga percaya dengan warganya jadi semua public transportasi aman di sini. 
     Setelah saya mendapat tiket dari box tiket barulah saya menaiki bus ke tengah kota. Transit lalu sambung bus lagi hingga sampai di rumah Uni Mel V (ketua PPI Ceko). Hari pertama dan kedua saya menginap di rumah Uni Mel V, karena saya sudah mengcancel booked Hostel di Prague (maklum irit ala mahasiswa). Sesampainya di rumah Uni Mel V say a disambut hangat oleh keluarganya. Keluarga mereka terdiri dari 4 orang. Pak Ardian (suami uni mel v), Uni Mel V, abang Angkasa (anak pertama Uni Mel V), dan Didi (anak bungsu Uni Mel V). 
     Setelah beberapa jam istirahat, makan, mandi. Sekitar pukul 18.00 pm (waktu prague) saya mengalami ngantuk dan rasa lelah yang luar biasa. Mata saya paksakan melek. Mungkin ini yang dinamakan jet lag. Di Indonesia pukul 12 malam biasanya saya sudah tidur. Waktu free saya sebelum konferensi hanya 2 hari, jadi walaupun saya tau saya capek, lelah, jet lag tapi saya tetap semangat buat jalan-jalan menikmati kota Prague di malam hari bersama Titis dan Agy.
     Tak lupa saya membeli tiket lagi. Kami naik bus ke Andel setelah itu lanjut ke Mustek. Jalan-lan pertama saya di Prague adalah Old Town dan Charles Bridge. Entah sudah berapa puluh kilometer saya jalan, tapi saya tetap semangat untuk menjelajah kota ini. Hingga akhirnya saya menyerah karena udara semakin dingin. Ya penyakit kampung memang, tidak kuat dingin. Maklum kulit orang tropis. Sayangnya saya tidak bisa foto-foto karena batu baterai kamera tiba-tiba habis.


Jenis bus di Prague

Jenis Tiket Transportasi
 

Selasa, 31 Januari 2012

11 Delegasi Indonesia Menghadiri The 23th IYLC 2012

            The 23th International Youth Leadership Conference 2012 atau disingkat The 23th IYLC 2012 adalah konferensi yang diselenggarakan dalam rangka pelatihan kepemimpinan bagi pemuda Internasional yang membahas dan mengenalkan aspek-aspek di bidang politik dunia, hubungan internasional, media, hukum, bisnis, dan ekonomi global. Kegiatan ini diadakan oleh Civic Concepts International. Tema konferensi tahun ini adalah cross-cultural exchange of young ideas concerning the future of world leadership (pertukaran lintas budaya dalam ide-ide pemuda mengenai masa depan kepemimpinan dunia). Kegiatan ini diikuti oleh pemuda seluruh dunia yang berlangsung pada 8-13 Januari 2012 di Hotel Olympix Tristar Prague, Republik Ceko.
      The 23th IYLC 2012 bekerja sama dengan American Center, Skyteam, Ricewaterhouse Coopers, Mary's Agency, Representation of the European Commission in the Czech Republic, dan Leaders Magazine. Konferensi ini diiikuti oleh 64 orang peserta dari berbagai negara. Adapun peserta yang mengikuti acara ini adalah mahasiswa dari negara Australia, Amerika, Cina, India, Indonesia, Inggris, Isreal, Isle of Man, Kanada, Kongo, Singapura, dan Zimbabwe. Sebelas mahasiswa mewakili delegasi Indonesia untuk mengikuti konferensi. Mereka berasal dari berbagai univeristas dan politeknik. Mereka adalah Aurora Tobing (Unpad), Anak Agung Istri Acyuta Kirana (UGM), Bagus Pramanandana (ITB), Debora Isabella Tobing (ITB), Hera Rachmahani (Univ. Airlangga), Ineu Rahmawati (PNJ), Johanes Erland (ITB), Kristy Rosyemary (ITB), Laila Irany Pohan (ITB), Nadia Indah (ITB), dan Tantri Sun Estuning Dasih (Univ. Airlangga). “Saya bangga menjadi salah satu delegasi Indonesia dan menjadi satu-satunya perwakilan dari Politeknik yang menghadiri acara The 23th IYLC 2012."
         Penyaringan peserta yang mengikuti acara The 23th IYLC 2012 dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama peserta harus meminta surat rekomendasi dosen bahwa ia memiliki jiwa kepemimpinan dan memiliki prestasi yang unggul di unversitas atau politeknik. Setelah itu peserta wajib mengisi formulir pendaftaran yang ada di website www.youthleadership.cz. Terakhir peserta mengikuti proses seleksi yang kompetitif diantaranya meliputi: potensi kepemimpinan, keunggulan di bidang akademik, pengembangan profesional pribadi, keterlibatan dalam komunitas, kualitas Bahasa Inggris, dan penulisan essay.
    Setelah melewati proses seleksi panitia dari Civic Concepts International mengumumkan 100 orang peserta yang akan mengikuti konferensi IYLC 2012 di Prague, Republik Ceko. Setelah pengumuman peserta wajib membayar uang pendaftaran dan biaya akomodasi selama acara konferensi berlangsung sebesar 1140 euro. Namun pihak panitia memberikan keringanan biaya atau beasiswa bagi 30 mahasiswa yang berasal dari Afrika, Asia Tenggara, Timur Tengah, Amerika Latin, dan Karibia. Selain memberikan beasiswa pihak panitia pun memberikan surat pengantar pengajuan sponsorship kepada semua peserta supaya peserta mendapatkan kemudahan untuk mendapatkan dana konferensi.
       Kegiatan The 23th IYLC 2012 terdiri atas tiga simulasi organisasi internasional. Simulasi yang pertama adalah Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membahas kasus Nuklir di Iran. Simulasi kedua adalah Pengadilan Kriminal International yang membahas kasus Omar Hassan al-Bashir di Sudan. Simulasi ketiga adalah Parlemen Uni Eropa yang membahas mengenai amandemen-amandemen yang sudah dibuat untuk dirancang ulang. Selain simulasi kegiatan konferensi ini adalah presentasi oleh Senat Negara Republik Ceko, Menteri Luar Negeri, kunjungan ke berbagai kedutaan, penyampaian pidato oleh para tokoh dunia, dan kunjungan ke tempat-tempat bersejarah.
        Konferensi ini juga menampilkan kebudayaan dari peserta perwakilan masing-masing negara. Acara pertukaran kebudayaan diadakan di hari ke-3 konferensi. 11 delegasi Indonesia menampilkan berbagai macam baju adat dan batik. Selain itu, Indonesia menampilkan tarian Sanjojo yang berasal dari Papua. Semua peserta sangat menikmati dan tertarik dengan kebudayaan dari Indonesia. Mereka mau bergabung pada saat delegasi Indonesia menampilkan tarian dan menanyakan baju adat yang dipakai. ke-11 delegasi Indonesia pun bangga dan menampilkan yang terbaik demi nama baik Indonesia.
Culture Night
         Tujuan dari konferensi ini adalah mengumpulkan mahasiswa unggul dari lintas dunia untuk pertukaran ide-ide, pandangan, berpikiran terbuka mengenai masa depan kepemimpinan dunia, memperkuat hubungan dan kerjasama di antara kebudayaan, dan menciptakan jaringan di antara masa depan pemimpin-pemimpin dunia. Setelah konferensi ini diharapkan dapat menciptakan pemuda yang berkualitas yang dapat memimpin dan memajukan negaranya masing-masing di masa depan. “Our goal is that you leave with visions of a changed world that inspire you to make these visions a reality,” ujar Veronika Jirova ketua panitia The 23th IYLC 2012.
11 Delegasi Indonesia
Participant of 23th IYLC 2012

Minggu, 29 Januari 2012

Fenomena Kartu Kredit

Salah satu persyaratan saya berangkat ke Ceko-Prague adalah pembuatan VISA Schangen. Ini adalah syarat-syarat pembuatan VISA Schangen:
1.Foto berwarna terbaru (backgroun putih)
2.Tiket Pesawat dan bukti pembayaran (asli+fotocopy)
3.Bukti keuangan (rekening tabungan, koran, asli+fotocopy
4.Reservasi hotel (bukti pembayaran)
5.Paspor asli+fotocopy
6.Untuk visa kunjungan,bussiness (undangan)
7.Asuransi+bukti pembayaran (menutupi EUR 30) asli+fotocopy
8.Formulir permohonan VISA
9.Permohonan VISA harus hadir sendiri
Sebelum mengapply VISA, saya harus membuat itinerary selama perjalanan di Prague dan Germany.
This's my itinerary in Prague and Germany.
On January 5th: berangkat ke bandara jam 5 sore karena dapet pesawat jam 12 malem. 
Itinerary selama di Pesawat Emirates: Depart at 00.15 from Jakarta (CGK) Arrive at 05.30 to Dubai (DXB). Depart 10.20 from Dubai (DXB) Arrive at 13.50 to Prague (PRG).
Depart at 15.55 from Prague (PRG) Arrive at 01.00 to Dubai (DXB). Depart 04.40 from Dubai (DXB) Arrive at 15.45 to Jakarta (CGK).
On January 6th-8th: Sampai Prague dan book Praguesquare Hostel
On January 8th-13th: Konferensi in Olympix Tristar Hotel
On January 13th-14th: Stay in Czech Inn Hostel
On January 14th: Pagi at 08.00 AM pergi ke Germany from Prague
On January 14th-16th: Stay in PlusBerlin Hostel
On January 16th: Back to Prague at 08.00 AM
On January 16th-17th: Stay in Czech Inn Hostel
On January 17th: Back to Indonesia

Semua sudah saya buat semaksimal mungkin, tapi persyaratan VISA masih belum bisa saya lengkapi karena booking Hostel setelah dan sebelum konferensi belum bisa saya lakukan. Sempat bingung karena saya dan orang tua tidak memiliki kartu kredit, sempat saya meminjam kartu kredit ke kakak saya tapi ternyata limitnya sudah habis --"
Sudah saya coba pula memakai kartu ATM biasa tapi ternyata tetep tidak bisa. Saya pernah mencoba pinjam ke sodara saya yang lain, tapi dia malah menyuruh saya membuat kartu kredit di Carefure. Yah agak sedikit kecewa entah karena pelit atau apa namanya saya juga ga ngerti sama pemikiran dia.
Sampai saya coba pinjam dosen (saking mepet dan ga tau harus pinjam kemana lagi) tapi dosen sayaa bilang kartu kredit dia juga sudah limit. 
Yah padahal saya sudah pegang uang dan tinggal bayar, tapi saya ga punya kartu berbentuk persegi panjang berukuran kecil biasanya terdapat tulisan master card atau visa (read:kartu kredit). 

Kartu Kredit


Hingga akhirnya saya curhat sama ibu.
Ibu: "Mungkin sebagian orang takut ga dibayar"
Aku: "Tapi kan aku udah pegang uangnya bu, aku bilang sama mereka langsung aku ganti uangnya."
Ibu: "Ga secepat itu orang percaya sama kamu."
Aku: "Tapi kan bu cuma 10% diambilnya juga setiap hostel atau cuma 3-4 euro aja."
Ibu: "Yaudah mangkanya kalau kamu udah sukses nanti kalau ada yang kesusahan harus dibantu."
(aku manggut sambil menghapus air mata yang tiba-tiba mengalir) 

***

Teman MAPRES Nasional saya, Leo Wibisono, mengenalkan temannya yang sedang study di Prague. Mereka adalah Titis Apdini (Titis) dan Argya Syambarkah (Agy). Setelah mengadd friend mereka di facebook saya pun mulai berkomunikasi dengan mereka. Sekadar say hallo atau menanyakan keadaan di Prague seperti apa. 
Seperti biasa setiap malam saya sering chat dengan Agy via facebook. Sampai akhirnya  saya cerita tentang masalah saya yang belum mengapply VISA karena belum membooking hostel dan bus padahal waktu saya sangat mepet karena sebentar lagi saya harus pergi. Tanpa basa basi Agy menawarkan diri untuk membantu saya membooking Hostel dan Bus. Betapa baiknya Agy padahal saya belum pernah bertemu dengan dia bahkan kami hanya saling kenal via facebook.  Senang dan bersyukur pastinya tiba-tiba seseorang yang belum saya kenal sama sekali mau membatu saya. Bukan saya berlebihan tapi dia memang baik saya kira. Belum tentu semua orang mau membantu apalagi seseorang yang belum pernah ia temui. Mungkin juga karena saya jelas akan ke Prague dan akan mengganti uangnya yang menjadi pertimbangan. Tapi entahlah hanya Agy yang tahu alasan kenapa ia mau bantu :)

Agy, si pahlawan penolong VISA adalah mahasiswa angkatan 2007 IPB sekarang ia sedang menempuh study di Czech University of Life Sciences Prague. Kami mulai membooking hostel saat di Indonesia jam 9 malam dan di Prague sekitar jam 3 sore. Saya harus menunggu Agy selesai kuliah dan ujian baru mulai membooking hostel. 
Proses pembooking -> Saya memberitahu link dan nama hostel dan bus, lalu Agy yang booking, dan saya tinggal tunggu registrasi e-mail dari website hostel dan bus.
Prosesnya simpel tapi ga semua orang mau dan berbaik hati menolong. Saya bersyukur bisa mengenal teman-teman yang baik seperti Leo, Titis, dan Agy. Tuhan menakdirkan saya bertemu mereka di saat yang tepat. Ibu saya pernah bilang kalau orang baik pasti mendapat teman yang baik pula dan kalau kita suka menolong pasti kita sering ditolong.
Saya sangat berterima kasih sama pria Bogor satu ini, Argya Syambarkah :)

Argya Syambarkah