Jumat, 24 Februari 2012

Blackberry Messenger dan si Coy

   Sekitar jam 8 malam tadi saya meluangkan waktu untuk membeli pulsa hehe. Seperti biasa setiap bulannya saya menafkahi modem walau hanya Rp50.000-Rp100.000. Maklum kebutuhan anak gaul zaman sekarang can't life without internet haha. Setelah membeli pulsa ke warung pulsa seberang rumah saya, sengaja saya luangkan waktu untuk menyapa sodara saya yang tinggal persis di sebelah rumah.
    Sebelum masuk kamar si coy (sebutan akrab saya kepada sepupu perempuan saya) sekadar basa basi saya menegur mamah (ibunya si coy). "Mana si coy mah?" sapa saya dengan wajah sumringah karena pulsa sudah masuk. "Udah tidur kayanya." jawab mamah dengan wajah datar. Walau sudah diberitahu si coy sudah tidur, saya tetap melajutkan perjalanan menuju kamar si coy. 
     Ketika saya masuk, jengjeng mata si coy udah sembab kaya abis digigit semut rangge (warna merah) atau ga keseret tawon. Kaget melihat keadaan si coy yang udah raut mukanya ga karuan. Akhirnya saya memutuskan untuk mencoba menenangkan dia. "Kenapa lo? berantem lagi sama 'A'?" tanya saya. Sebelumnya kemarin malam saya dan si coy saling curhat. Saya lagi kesal dan kecewa sama seorang teman dan saya juga cerita jika saya benci bulan Februari ini. Bulan ini saya kurang beruntung, digantung oleh penerbit, terlalu diberi harapan tinggi jauh melayang ke angkasa tapi akhirnya jatoh dan mendarat di kebon cabe  dan janji kosong. Tapi yasudahlah itu semua saya ambil hikmahnya saja dan saya bilang ke si coy kalau jadi orang jangan kaya saya di bulan februari ini. 
    Lain cerita dengan si coy. Dia sedang dikhianati oleh temannya sendiri. Malah pribadi intinya (sensor ye). Saya kira hanya saya seorang yang nasibnya malang melintang yang kerjanya online, nulis, rapat di bulan Februari, ternyata si coy juga merasakannya. Setelah cerita ngalor ngidul akhirnya saya cerita kalau saya mau si coy kuliah, ada biaya atau engga. Sharing kalau sekarang pemerintah banyak keluarin beasiswa saya mau si coy termotivasi dan memiliki tekad buat kuliah. kebetulan si coy ini siswi kelas 3 SMA yg bntr lg lulus, prestasinya lumayan 3 besar d kelas, atlet voli juga. Sayang si coy anak yatim. Karena dia yatim saya merasa memiliki kewajiban bukan untuk menyekolahkannya, tapi sekadar memberi info dan semangat agar ia tetap bersekolah hingga bangku kuliah.
    Dengan terbata-bata si coy bilang "Gue kangen bokap gue. Dari tadi gue nangis karena inget dan kangen dia." Air mata saya pun ga bisa ditahan, mau sok sok kuat tapi ujung-ujung ikut nangis juga. "Lo kangen coy?terus lo ngapain aja daritadi?" tanya juga yg hampir pengen nangis jerit-jeritan. "Liatin fotonya aja, terus gue nulis diarry ama berdoa" jawab si coy yang matanya gue perhatiin udah tinggal gari strip doang. "Yah coy gue juga kangen kali, apalagi papah lo meninggal pas gue nolongin dia dan di depan mata gue banget." (langsung flash back). "Sabar ya coy..."
      "Apalagi si Boni ya coy yang udah ditinggal dari kecil. Kalau inget bapaknya gimana ya? Walaupun dia masih kelas 3 SD tapi gue bisa liat coy dia kayanya masih butuh banget. Gue ga ngerti si coy perasaan anak kecil kaya gimana, yang pasti keliatan dari mukanya." kata gue dengan air mata yg deres banget ngalirnya dan si coy cuma jawab "iya" terus dia nangis lagi. "Coy tujuan gue ke sni buat seneng-seneng coy, tapi liat lo nangis gue ga tega juga." Si coy cerita lagi kenangan-kenangan dia sama papahnya. Dan saya jadi teringat sama sepupu saya yang lain, si Boni, kalau dia kangen sama ayahnya gimana ya? kalo si coy masih bisa curhat ama saya atau nulis diarry. Lah kalau bocah kelas 3 SD. Hmmm pikiran saya mulai bercabang. 
      Terlepas dari itu, saya wajib bersyukur karena orang tua saya masih lengkap. Dalam hati saya berdo'a Semoga orang tua saya diberi umur yang panjang dan sehat selalu. Saya juga jadi mikir "Sedalam-dalamnya laut pasti masih bisa diukur, tapi hati manusia siapa yang tau." Baru kemarin ketawa-ketawa ngomongin masalah cowo (biasa kalau cewe udah rumpi), yang dia saiko lah, yang dia bilang kalo si V jelek dan ada yg lebih jelek lagi yang suka ama dia lah, saya juga cerita cowo yang amat sangat religius sampe-sampe mau bareng pulang aja dia bilang takut terjadi fitnah dll.
      Terbesit keinget PM temen waktu itu "I hope peoples in heaven have Blackberry Messanger". Mungkin seiring dengan kemajuan teknologi canggih tipe HP canggih nan keren pun bermunculan dari mulai Blackberry, Androin, windows. Program komunikasi gratis juga yahoo,skype,google dll. Tapi yang menciptakan itu semua belum bisa menyentuh duniaselain bumi. Kalaupun suatu hari ada saya mau teleponan sama makhluk ruang angkasa di planet Mars atau Pluto. Saya cuma mau bilang kalau tapak kaki sama simbol-simbol yang dia bikin di bumu dan heboh banget sampe masuk tv itu kebon kakek saya. Warisan kebon kakek saya yang lagi ditanemin jagung abis semua, rugi saya. Saya cuma minta ganti rugi sama makhluk ruang angkasa, mungkin kalo diitung bisa kena 5jutaan itu. Tolong juga sama Kemeninfo dan para ahli telekomunikasi diciptakan telepon biar saya bisa nego harga akibat kerjaan si makhluk ruang angkas yang mendarat sembarangan.
      Terlepas dari itu semua, saya hanya bisa berdoa. Semoga Alm. Papah Ila, Om, engkong, dan keluarga yang sudah tiada mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. Saya dan keluarga tak henti-hentinya memanjatkan do'a setelah salat dan membaca al-Quran. Itu semua cara komunikasi terbaik dan tercanggih untuk saat ini mengalahkan smartphone yang saya miliki. Karena sudah lelah dan mata sudah mulai membengkak, saya pamit pulang ama si coy. Coy sabar ya.....

Smart Phone
Jejak Kaki Makhluk Ruang Angkasa

Selasa, 21 Februari 2012

Organisasi

   Sebenernya saya adalah orang awam yang baru menapaki kaki di organisasi kampus. Menjadi seorang ketua divisi pada calon bakal UKM terbaru di Politeknik Negeri Jakarta adalah perkara yang sedikit sulit bagi saya. Terlebih anggota yang lain sibuk dengan urusan mereka masing-masing akhirnya saya mengalah untuk fokus dulu terhadap dunia keorganisasian dibanding akademik. Bicara akademik mungkin saat ini saya adalah mahasiswi tingkat akhir yang harus melaksanakan praktek industri. Saya berpikir bahwa tidak bisa selalu egois untuk kepentingan pribadi selama masih ada yang harus lebi dulu diurus. Akhirnya, dengan hati waswas saya menomerduakan praktek industri dan lebih fokus ke dalam organisasi terlebih dahulu. Toh seiring dengan waktu semoga saya bisa mengkombinasikan kedua kegitan ini dengan baik.
   Sebelumnya cerita tentang organisasi mungkin saya bukanlah mahasiswi yang aktif di BEM atau UKM bla bla bla. Saya bukan pula mahasiswi yang suka orasi di depan gedung bertingkat atau jalanan di Jakarta. Saya justru hanya mahasiswi biasa yang menganggap hal itu tidak menjadi tujuan saya berada di kampus. Pemikiran awal saya bahwa kampus adalah sarana belajar seperti halnya sekolah. Mungkin karena sejak SMP,SMA saya tidak suka berorganisasi di bidang politik atau apalah itu namanya. Saya justru lebih tertarik mengikuti organisasi di bidang kebudayaan atau entertain hahaha. Seiring berjalannya waktu saya kuliah di PNJ saya hanya tercatat sebagai reporter atau fotografer majalah kampus GEMA. Mungkin itu saja cukup bagi saya untuk sekadar menyalurkan hobi. Dan tak jarang pula saya meliput kegiatan di PNJ.
   Pemikiran saya tentang organisasi sedikit berubah untuk saat ini. Terjun langsung dalam rapat-rapat yang membahas berbagai macam peraturan UKM membuat saya tertarik dan menyayangkan kenapa baru sekarang saya mengikutinya. Tapi toh saya bersyukur bisa dan pernah mengikuti organisasi kampus dan menggoalkan sebuah UKM baru di kampus. Belajar dari teman-teman yang mungkin lebih mahir dan mengerti bagaimana sebuah organisasi itu berjalan. Saat ini mungkin saya tidak mau banyak bicara tentang peraturan UKM yg sudah ditetapkan oleh PNJ, tetapi merekalah saya belajar bagaimana memahaminya. Salah satu teman saya, Suhada, penah bilang "Lo tau kenapa Tuhan cuma kasih kita satu mulut, tapi dua telinga dan dua mata? Karena Tuhan ingin kita lebih banyak melihat dan mendengar terlebih dahulu dibandingkan berbicara" Semua berubah karena pemikiran saya sekarang saya harus lebih banyak mendengar dan memahami terlebih dahulu sebelum berbicara, termasuk pola pikir dalam mengambil sebuah keputusan. 
      Awalnya saya hanyalah mahasisiwi biasa yang setiap setelah kuliah langsung pulang. Sejak saya memenangkan sebuah ajang bergengsi di kampus (sok...hahaha) akhirnya saya mulai sedikit membuka mata dan sedikit bersosialisasi dengan mahasiswa/i jurusan lain. Terlepas dari itu saya bersyukur ternyata saya masih bisa diterima oleh lingkungan dan memiliki banyak teman untuk saat ini. Teman saya bukan hanya mereka yang hanya saya kenal di kelas, tetpi teman saya adalah seluruh mahasiswa/i dimana saya kuliah. Kenal atau tidak, menyapa atau tidak, bercengkrama atau tidak, berdiskusi atau tidak saya pikir yang penting kita sama, mahasiswa PNJ. Dan melalui sebuah organisasilah kita saling mengenal satu sama lain.
      Semoga melalui tulisan ini terbesit keinginan mahasiswa/i untuk menjadi salah satu anggota di kampusnya masing-masing. Belajar itu penting, tapi belajar saya tidak cukup menurut saya. Pengalaman juga penting kawan. Apalagi kita bisa menguasai dan mengkombinasikan antara belajar dengan pengalaman. Luar biasa sekali pasti dunia perkuliahan kita. Salam semangat berorganisasi :)


Bersama dengan MARS

Jumat, 17 Februari 2012

Jumat Siang

Matahari kaya cuma sejengkal dr kepala, itulah yang saya rasakan Jumat siang ini. Sebenernya agak males keluar rumah hari ini, tapi segudang aktifitas harus saya kerjakan. Sebelum berangkat ke kampus sebenernya dapet Bad News dari seseorang. Sebut saja dia Bobi. Bukan sulap bukan sihir tiba-tba dia telepon dan ngasih kabar ga enak dan langsung jleb ke hati. Al hasil saya masak nasi sambil nangis dong. Tadinya udah ga ada gairah buat pergi, bahkan berniat bakal ngurung diri, muhasabah, dan sendirian aja intinya. BBMpun masuk bertubi-tubi dari Cynara nanya lagi dimana lagi dimana terus. Pengen banget matiin HP, BB, laptop biar ga ada yg ganggu. Rencanya gitu, tapi ga bisa. Semua sudah di arrange. Saya haru ke kampus hari  ini.
Abis mandi dan memakai segala macam wangi-wangian biar PD walau nanti keringetan akhirnya k santai, aki mau juga diajak kompromi buat keluar rumah. Tapi demi apapuun itu kepala tiba-tiba pusing. Mungkin penyebabnya adalah masalah si Bobi yang kaya cuci tangan gitu sama kepikiran buat gimana caranya ngelanjutin idup hahaha. Saya mungkin terlalu si yang bikin gabuk dan terlalu yang parahnya mungkin gambaran keadaan saya saat ini seperti benang kusut yang udah kudut banget. Sepanjang perjalanan udah ga nyalain musik dan abang angkotnya ga ada musik. Al hasil gue bengong ga jelas di angkot.
Di angkot ini bikin galau paling juara. Bengong ga jelas, cuma BBM sama Febi dan ga ngapa2in lagi. Malah jadi t
Duduk lebih dari 30 menit di Halte UI, melihat orang-orang di sekitar. Celingak celinguk sambil nyedot es Joglo yang baru dibeli. Tiba-tiba inget percakapan sama temen dr Cina. Terbesit keinginan buat bikin cerpen "Ajari Aku BerTuhan"

Senin, 06 Februari 2012

Kompas Kampus

Thank you God.
Hari ini artikel saya dimuat di Kompas Kampus.
I'm so glad :D
Ini sebuah langkah di mana saya harus banyak belajar menulis.
Teman saya, Ma'ruf. Dia pandai menulis, tulisannya sering saya baca dan kata-katanya sangat luar biasa :)
Saya memang sudah belajar menulis di Kampus, tapi tak jarang saya malas untuk memposting atau mengirim ke sebuah media.
Mungkin saya terlalu sombong tidak pernah mensyukuri dan memanfaatkan fasilitas yang ada selama ini.
Tapi saya janji saya akan terus menulis, tentang apa pun itu.

Rabu, 01 Februari 2012

First day in Prague

     Prague adalah salah satu kota yang berada di Czech Republik. Mungkin nama Prague kalah tenar dengan Paris yang sering kita dengar. Malah sebenarnya saya juga belum pernah dengar atau searching tentang kota ini. Menurut salah satu dosen saya Prague is a beautiful place dan semakin penasaran akhirnya saya pun mulai menggooling kata Prague. 
   6 Januari 2012 tak disangka dan tak diduga untuk pertama kali saya menginjakkan kaki di kota Prague, Czech Republic. Seperti mimpi berada di tengah mayoritas orang berkulit putih, berhidung mancung, dan berambut pirang. Sungguh nikmat Tuhan yang hukumnya wajib saya syukuri. Ingin rasanya membawa orang tua saya ke negara yang indah ini.
     Sesampainya saya di Prague, saya sudah dijemput oleh Titis dan Agy. Mereka adalah mahasiswa/i IPB yang sedang ikut program exchange student dari Erasmus Mundus (cool !!! ). Sedikit risih ketika ke luar bandara karena di sana sedang winter. Mungkin kulit saya belum terbiasa dengan cuaca di sana. Kendaraan pertama yang saya naiki adalah bus yang membawa saya dari Prague ke tengah kota. 
   Sebelumnya saya ingin bercerita tentang bawaan saya ke Prague. Saya membawa satu koper ukuran besar dengan berat 22kg, satu tas ransel export, satu tas selempang kecil, dan menenteng jaket anti badai yang dibelikan oleh kakak saya di Cina. Bisa dibayangkan bawaan saya? Banyak dan berat, tapi untunglah Agy berbaik hati membawa koper saya seberat 22 kg.
    Titis dan Agy ngobrol tentang tiket untuk saya naik bus. Tiket? Tiket apa dalam benak saya. Maklum baru pertama kali ke Prague. Begini ceritanya, semua transportasi di Prague menggunakan tiket atau open card untuk semua masyarakat bisa menikmati transportasi. Tiket tersebut adalah bukti bahwa kita sudah membayar alat transportasi yang akan kita naiki. Ini merupakan salah satu bentuk perbedaan antara di Indonesia dan Prague. 
     Tiket yang dijual bermacam-macam harganya mulai dari 24 CZK - 110 CZK. Tiket ini memilki validasi waktu. Jika kita membeli tiket seharga 24 CZK maka validasi tiket berlaku hingga 60 menit, harga tiket 32 CZK berlaku hingga 90 menit, dan 110 CZK berlaku hingga 24 jam. Pasti penasaran dengan validasi waktu ini? Sedikit bahas yang saya tahu dan saya dapat informasi dr Uni Mel V jadi validasi waktu adalah waktu berlakunya tiket setelah tiket dimasukkan ke dalam box ticket. Sebelum kita menaiki public transportation di Prague kita harus memasukkan tiket ke dalam box tiket, dari situ kita mendapatkan waktu kapan tiket itu akan habis. Misalnya, kita membeli tiket 24 CZK validasi waktu 60 menit. Kita memasukan tiket pukul 12.00 maka tiket hanya berlaku hingga pukul 13.00. 
      Tiket yang kita beli berlaku untuk semua public transportasi seperti tram, bus, dan metro kecuali taxi. Hebatnya tiket ini bisa kita beli by SMS dengan cara sending the text message "DPT24" or "DPT32" to the number 902 06. Your ticket will usually be sent to your phone within one minute. Sebenarnya jarang sekali ada pemeriksaan untuk tiket ini, tapi semua warga tertib membeli tiket karena jika ketahuan polisi kita tidak memiliki tiket atau open card maka kita akan kena denda sebesar 40 Euro. Warga Ceko juga termasuk orang jujur (kata uni mel v) dan pemerintah juga percaya dengan warganya jadi semua public transportasi aman di sini. 
     Setelah saya mendapat tiket dari box tiket barulah saya menaiki bus ke tengah kota. Transit lalu sambung bus lagi hingga sampai di rumah Uni Mel V (ketua PPI Ceko). Hari pertama dan kedua saya menginap di rumah Uni Mel V, karena saya sudah mengcancel booked Hostel di Prague (maklum irit ala mahasiswa). Sesampainya di rumah Uni Mel V say a disambut hangat oleh keluarganya. Keluarga mereka terdiri dari 4 orang. Pak Ardian (suami uni mel v), Uni Mel V, abang Angkasa (anak pertama Uni Mel V), dan Didi (anak bungsu Uni Mel V). 
     Setelah beberapa jam istirahat, makan, mandi. Sekitar pukul 18.00 pm (waktu prague) saya mengalami ngantuk dan rasa lelah yang luar biasa. Mata saya paksakan melek. Mungkin ini yang dinamakan jet lag. Di Indonesia pukul 12 malam biasanya saya sudah tidur. Waktu free saya sebelum konferensi hanya 2 hari, jadi walaupun saya tau saya capek, lelah, jet lag tapi saya tetap semangat buat jalan-jalan menikmati kota Prague di malam hari bersama Titis dan Agy.
     Tak lupa saya membeli tiket lagi. Kami naik bus ke Andel setelah itu lanjut ke Mustek. Jalan-lan pertama saya di Prague adalah Old Town dan Charles Bridge. Entah sudah berapa puluh kilometer saya jalan, tapi saya tetap semangat untuk menjelajah kota ini. Hingga akhirnya saya menyerah karena udara semakin dingin. Ya penyakit kampung memang, tidak kuat dingin. Maklum kulit orang tropis. Sayangnya saya tidak bisa foto-foto karena batu baterai kamera tiba-tiba habis.


Jenis bus di Prague

Jenis Tiket Transportasi