Rabu, 05 Maret 2014

Which one is the best? Galau Mode ON

Firstly, before I explain about my story. I wanna introduce my self. My name is Ineu Rahmawati, I graduated from Politeknik Negeri Jakarta. I wanna share about “My Job after Graduated”.
After graduated from my university, I went to Pare for study about English. I had been staying there about 4 months. When I arrived home, I lilbit strange to my condition. I don’t have any formal or informal education and job for get money. Everyday I applied to the companies by online and waiting called from the companies that I apply.

Alhamdulilah, after waiting about 3 days. One of the companies called me and I had an interview on Monday. This company is a event organizer which focus on big exhibition like IMS (Guess that company hehe). After interviewed, HRD said “I need a person like you who have the education background from MICE” but finished interview they never calling me again (so sad).

I went to my best friend home (Dydha) and she asked me to apply job to her company (I mean the company which Dydha applied). The next day, I went to the contractor company and Alhamdulilah they accept me for work in that contractor. While applied to contractor and also applied to Event Organizer company. I like both of that companies. I confused which one should I take for my first job? Don’t worry about it. I have an exciting story after this.

I applied job to lot of companies. One of them is Astra Honda Motor. I applied by online and sent my cv to my friends who work there. And suddenly they called me for interview. The next day I had an interview and medical check up. Alhamdulilah they also accept me. So sad when you have to choose from anything which you think that they are best. Some of my friends asked me to “Salat Istikharah”. In my dua I said “Ya Allah please give me the best choosing, everything which I take that is the best for me”. I also asked to my parent to sent me dua to Allah.  

FYI I have three companies now. EO, Contractor, and AHM. Actually, I prefer to work in EO. But the located of EO is so far away from my house (Bogor-Kalimalang). Everyday I confused or “galau”. In every single step I go I always think about it. Oh God please give me your hand.

Suddenly, I went to the contractor company and sign the letter which said “Letter of Employee”. Oh God is it my best? Noooooooooooooooo. AHM company called me when I had medical check up in contractor. Alhamdulilah the doctors were not coming. The next day I had medical check up in AHM Company. Oh God, I confuse to choose. The next day, I got calling from EO in Kalimalang. I’m so excited to work but I have to choose which one is the best for me?

Rabu, 15 Januari 2014

Kota kecil nan bersahabat, Pare

Setelah lulus dari dunia perkuliahan, saya memutuskan untuk hengkang dari keramaian ibu kota dan angkot Bogor. Saya memutuskan untuk belajar dan mengasah kemampuan berkomunikasi saya dalam bahasa inggris. Ketika saya sudah memutuskan kemana kaki akan melangkah, saya berdiskusi dengan orang tua dan alhamdulilahnya ibu saya menyetujui.
Awal Oktober saya memutuskan untuk pergi ke sebuah kota kecil bernama Pare. Awalnya saya sedikit ragu dengan tempat ini. Namun setelah beberapa lama saya menetap dan hambir disebut "Native Pare" oleh teman-teman ternyata tempat ini memang tempat yang tepat untuk kalian yang sadar akan pentingnya bahasa internasional.
Ah, sebelum saya menginjakkan kaki ke kota kecil ini saya menganggap bahwa kota ini adalah kota komersil yang menjual semua kebutuhan dengan harga mahal. Tapi kenyataannya kota ini tepatnya Desa Tulungrejo sangat jauh dari perkiraan saya sebelumnya. Harga makanan, asrama, dan tempat kursusnya sangat terjangkau. Ini benar-benar membuat saya terheran mengapa daerah ini menjual semuanya serba murah. Setelah saya telaah ternyata ini adalah salah satu penyebab mengapa banyak orang mulai dari murid SD hingga pensiunan Kementerian datang ke sini untuk belajar bahasa inggris.
Ini salah satu hal yang saya sayangkan, kenapa saya beru menginjakkan kaki ke sini sekarang tapi yasudahlah semua sudah menjadi bubur hehe.
Beberapa bulan menetap di daerah yang jauh akan hiruk pikuk kehidupan kota membuat saya tenang dan belajar lebih fokus. Pare adalah tempat yang sangat mendukung pendatang untuk belajar. Disini tidak pernah saya mendengar jika orang berbicara bahasa inggris dianggap orang aneh atau sok tahu. Disini orang bebas berbahasa apa saja termasuk bahasa inggris. Saya sudah tidak heran mendengar orang mulai dari yang lancar berbahasa inggris sampai orang yang terbata-bata bahasa inggrisnya.
Semua orang disini saling menghargai walaupun bahasa inggrisnya sedikit "kacau" tapi mereka ga pernah menertawakan karena disini semua level sama "ingin lancar berbahasa inggris".
Asrama yang saya tempati pun wajib berbahasa inggris, walaupun ada new members yang tidak bisa berbahasa inggris tapi mereka harus mencoba untuk berbicara. Satu pelajaran yang saya ambil adalah kemampuan bahasa adalah kemampuan yang bisa diasah melalui kebiasaan atau "Language is habit".
Ah seandainya seantreo pelosok Indonesia mempunyai sistem belajar seperti ini, pasti banyak pelajar Indonesia yang sudah ikutan kegiatan exchange student atau schoolarship. Saya pun sadar bahwa kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dalam bahasa asing sangat penting bukan cuma untuk hari ini tapi untuk masa yang akan datang.
Cheers

Selasa, 24 Desember 2013

Pare, Kediri

Pare is the part of Kediri, East Java.

Pare for me is a good place to improve your english. This is my first time that I've been here.
Firstly, I think that Pare is a village. But it's only in my mind. In the fact Pare is a development village.
People who live here are enterpreneurship. They rent a bike until room for stay.
The living cost here is cheaper than Bogor (my hometown). You can eat everything with the cheap price. Example, If you wanna eat with rice, chicken, and tempe, you must pay only Rp7.000.
"Tansu" or Ketan Susu is a favorite place for hang out everone who stay here. Not only cheap price for eat ketan but also comfortable place for spent your time after study in course.

Pare has lots of courses for many languages, especially English.
Don't worry about the price. The price of courses in Pare are cheaper than courses in my hometown.
Not only the price but also the tutor who teach us are good. Range of price is about Rp40.000 - Rp375.000. The programs of the course start every 10th or 25th. They have 2 weeks or a month for one program (It's depend on the program you choose).
This is the program which I had took since I've been in Pare.
10th Oktober - 10th November
1. TOEFL at Kresna : Rp 210.000 for a month
2. Step One (Speaking) at The Daffodils : Rp 175.000 for a month
3. Academic Speaking at ELFAST : Rp125.000 for 2 weeks
4. Translation at Kresna : Rp 75.000 for 2 weeks
10th November - 10th December
1. Step Two (Speaking) at The Daffodils : Rp 175.000 for a month
25th November - 25th December
1. TOEFL at Mahesa Institute : Rp 250.000 for a month
25th December - 10th January 
1. IELTS at ELFASt : Rp 190.000 for 2 weeks
2. Job Interview at Global English : Rp 150.000 for 2 weeks
3. Germany Class at Haqim : Rp 250.000 for 20 meetings

I've been here about 3 months more. In Pare we can stay at Camp or Boarding House. It's depend on you. I've stayed at Brata Camp. I choose Camp because of it's an english area so I can improve my english here.
The price of camp/boarding house about 250.000 - 500.000. It's depend to the facilities. Brata Camp is the camp only for girl. The facilities of this camp are bed, bathroom, wifi, water, and etc.
When you stay in Pare one of the important thing is bike. We need bike because distance from one palce to another is lilbit far. That's why we need bike here. Lots of store rent a bike. The price, it's about Rp 50.000 - Rp 100.000.

So, what are you waiting for guys. If you want spent your holiday in Pare, I think is a good idea.


Biking in Pare

Study Club

I'm Back

It's almost half a year I didn't write in my blog. Look!!! I've gotten message from everyone, but I didn't reply it. I'm so sorry because of me never write again. I'm back now. I've lots of stories that I want to tell. So what are u waiting for? Just enjoy it :)

Sabtu, 18 Agustus 2012

Tanah Airku, Indonesia #Part1

     Aku teringat dalam bayangan 28 tahun yang lalu ketika aku dan ibu di deportasi di negara yang tak pernah ku tahu sebelumnya. Setelah merdeka aku dan ibu ikut dengan ayah pindah ke Jogyakarta. Alih-alih ingin hidup damai setelah bangsa Indonesia resmi merdeka, namun jalan Tuhan berkata lain. Setelah 8 bulan hidup di Jogyakarta ternyata masih ada kompeni yang usil menguasai daerah tempat tinggalku. Ayahku seorang petani dan Ibuku hanya seorang pedagang singkong hasil panen ayah, mereka harus rela menyerahkan hasil panen kepada kompeni setiap bulannya. 

     Tak tahan dengan sikap kompeni, akhirnya warga berunding memikirkan cara untuk mengusir kompeni. Malam itu hujan deras sekali, sekitar pukul 10 malam ada seseorang yang mengetuk pintu rumah kencang sekali. "Pak Raden...pak...tolong saya pak," jerit suara wanita paruh baya. Kami sekeluarga pun keluar melihat siapa yang berteriak-teriak memanggil nama ayah. 
"Ada apa?"tanya ayah. 
"Tolong pak, para kompeni membakar ladang saya. Semua habis tak tersisa, bahkan rumah saya pun habis di bakar."seru wanita yang pakaiannya basah kuyup.
"Kapan?"tanya ayah sambil mengepal tangan.
"Tadi sore pak. Setelah Pak Raden pulang. Mereka datang lalu membakar semuanya," seru wanita.
"Masya Allah kenapa mereka setega itu pada kita?" seru ibu sambil menggendongku.

     Setelah wanita tua itu menceritakan kronologi, ayah langsung mengambil bambu runcing dan bergegas pergi. Aku dan ibu tinggal di rumah, berdoa dan berharap tidak terjadi apa-apa. Lama kami menunggu, aku melihat ibu sedang khusyu berdoa dan menangis. Samar-samar ku dengar doa ibu "Ya Allah lindungilah suamiku dari kebiadaban para kompeni. Berikanlah kekuatan bagi mereka yang sedang melawan kompeni....". Aku hanya terdiam berharap ibu mau memelukku erat. Ketika itu siaku masih 6 tahun dan belum mengerti tentang permasalahan yang terjadi. Tak lama kemudian, tiba-tiba pintu rumahku didobrak oleh segerombolan orang bersenapan dan ku lihat ayah bersama mereka.
"Jadi ini you punya keluarga?Cantik juga istrimu."seru kompeni yang bernama Van Der Ben.
"Jangan sentuh keluargaku," teriak ayah.
Aku dipeluk ibu erat dan ibu menutup mataku dengan tangannya. Ada perkelahian antara ayah dengan Van Der Ben. Ibu hanya berteriak minta tolong, tapi teriakan ibu seakan tak ada artinya karena tak satu pun orang yang berani menolong. 
"Jadi you masih punya nyali?" serahkan semuanya padaku dan kau bebas,"seru Van Der Ben sambil melirik ibuku.
Ayahku meludahi kompeni busuk itu dan terdengar suara senapan keras sekali. Aku hanya mendengar ibu berteriak "Jangan..." dan suara senapan itu terdengar berkali-kali. Akhirnya, ibu jatuh dan aku bisa melihat kejadian yang terjadi. Ayahku mengeluarkan darah dari kepala, dada, dan kakinya banyak sekali. Aku ingin mendekati ayah, tapi salah satu anak buah Van Der Ben menghalangiku.
"Ini akibat dari perlawanan rakyat kecil seperti kalian," teriak Van Der Ben sambil tertawa.
"Ayah........"teriakku dan air matapun tak kuasa ku bendung. 
      
     Aku tersadar kini aku hidup bersama dengan para kompeni, tetapi mereka tidak sejahat Van Der Ben ataupun teman sekolahku dulu. Mereka semua adalah anak buahku yang bekerja di pertambangan batu bara milikku. Kini aku hidup bersama wanita cantik nomer dua setelah ibu. Aku sedang mencoba mencari tenaga medis yang ahli untuk menyembuhkan kebutaan ibuku.Kemudian aku kembali termenung sambil memegang cerutu.

     Aku ingat setelah kejadian malam itu, aku dan ibu dibawa Van Der Ben kenegaranya di Belanda. Ibuku menjadi istri simpanan Van Der Ben. Setiap harinya ibu hanrus melayani Van Der Ben dan tak jarang pula ibuku disiksa olehnya. Sedangkan aku, anak laki-laki berumur 7 tahun setiap harinya harus memerah susu sapi dan menjualnya ke kota dengan menggunakan sepeda. Awalnya aku tidak mengerti bahasa dari  semua orang berhidung mancung ini. Namun ada remaja wanita yang berbaik hati mengajariku bahasa belanda.  Yaa dia, Ellen, wanita berkebangsaan Belgia-Belanda yang prihatin melihat keadaan ibu dan aku. Awalnya aku takut dan kami tidak bisa berkomunikasi. Akhirnya dengan sabar, Ellen memulai komunikasi dengannku dengan bahasa isyarat. 

    Bulan demi bulan aku lalui di negara Belanda dengan keadaan sedih. Aku teringat ayah yang sejak ditembak oleh Van Der Ben tidak diurus jasadnya oleh aku dan ibu. Bukan karena kami jijik oleh darah, melainkan karena aku dan ibu dibawa paksa oleh anak buah Van Der Ben setelah itu. Aku pun masih teringat ketika ayah memarahiku jika aku masih saja ingin dimanja oleh ibu. "Turunlah kau nak dari pangkuan ibumu. Kau anak laki-laki kelak kau harus bisa hidup sendiri" pesan ayah yang masih kuingat hingga aku menapakan langkah di negeri kincir angin ini. Aku ingin sekolah, tapi aku tidak bisa membaca sekadar untuk komunikasipun aku masih terbata-bata. 

      Mungkin ini pertolongan Tuhan, Ellen lagi-lagi aku berhutang budi padanya. Ia dengan senang hati mengajariku membaca tulisan Belanda dan Inggris. Karena Ellen adalah darah campuran, jadi ia bisa menggunakan dua bahasa sekaligus, yaitu Inggris dan Belanda. Aku tak sengaja masuk ke sekolah Ellen, berharap bertemu Ellen dan memberinya makan siang buatan ibuku. Pelan-pelan aku masuk ke dalam sekolah bertingkat itu, memanjat pagar belakang sekolah dan kemudian aku menemukan Ellen sedang duduk sendiri di bawah pohon sambil makan Sandwich kesukaannya." 
"Ellen, It's me Furqon." teriakku pelan
Kemudian Ellen menghampiriku yang sedang bersembunyi di balik tong sampah.
"What are you doing here?"
Kemudian aku menjelaskan kedatanganku dan memberikan Ellen makan siang buatan ibu.
""Thank you. Cepat pergi dari sini." seru Ellen.
Aku pun bergegas lari. Tapi langkahku terhenti ketika melihat peta dunia yang di tempel di dinding sekolah. Ingin sekali aku melihatnya. Keesokan harinya aku bertanya kepada Ellen tentang keberadaan peta itu dan aku ingin sekali melihatnya dengan jarak pandang yang sangat dekat. 

      Keesokan harinya, aku kembali masuk kesekolah Ellen dan Ellen berhasil mengabulkan permintaanku.
"Kenapa kamu ingin melihat peta ini?" tanya Ellen
Kemudian aku meraba bentuk pulau yang bertuliskan INDONESIA.
"Indonesia? What's wrong with Indonesia?" tanya Ellen 
Aku menahan air mata berharap aku tak menangis dihadapan perempuan cantik ini.
"Aku akan menceritakan semuanya kepadamu. Setelah pulang sekolah temui aku di ladang."
Kemudian aku berlari keluar sekolah.
Aku kembali menggambar bentuk pulau Indonesia di tanah yang agak becek dan aku menanyakan kepada ibu letak rumahku dulu bersama ayah. Ibuku jadi seorang pemerah sapi juga, karena Van Der Ben tidak lagi memberi ibu nafkah jadi ibu sibuk bekerja siang malam untuk mencukupi kehidupan kami. Tak jarang ibu dimarahi, dicaci, dan dihina oleh warga karena kerjaan ibu yang tidak bagus. Padahal ibuku pernah bercerita kepadaku bahwa ia tidak mengerti dengan apa yang mereka suruh karena ibu tak terlalu paham bahasa belanda. Ibu hanya sedikit mengerti dan biasanya beliau menyuruhku untuk menerjemahkannya ke bahasa indonesia. 

     Ellen pun datang dengan membawa Sandwich yang ia beli di jalan. Ellen mulai bertanya ada apa dengan Indonesia. Kemudian aku menjelaskan bahwa Indonesia adalah tanah airku. Tanah kelahiranku, tanah dimana aku bisa merasakan keramahan penduduk desa. Tanah dimana aku bisa melihat hamparan padi membentang luas dan tanah  dimana aku hidup bersama ayah. Setelah ku jelaskan tentang Indonesia dan mengapa sampai aku berada di sini, Ellen ku lihat matanya yang biru mulai berkaca-kaca dan kemudian memelukku. Aku pun memeluknya erat, ibu hanya memandangi kami dari kejauhan.

     Sekarang umurku genap 10 tahun, bahasa Belanda dan Inggrisku semakin lancar. Aku sudah bisa membaca, ibu kini sudah sakit-sakitan. Mungkin terlalu lelah mencari uang. Sekarang kami tinggal di ladang karena rumah yang kami tempati sudah dijual oleh Van Der Ben, dan sekarang pria itu sudah menikah dengan orang lain. Aku diberukan rumah di tengah ladang dan ada kincir angin kecil di samping rumah. Ellen semakin dewasa dan pintar. Seminggu tiga kali ia selalu mampir ke rumah untuk sekadar menyapa atau membantuku memerah sapi. Dan aku masih suka sembunyi-sembunyi masuk ke sekolah Ellen untuk mengantarkan makan siang untuknya.

        Hingga suatu hari, ketikaku ingat bahwa hari ini adalahtanggal 17 Agustus. Aku memberi tahu ibu tentang apa yang terjadi dihari itu. Memoriku seakan diingat pada angka satu dan tujuh itu, ibu kemudian menceritakan semuanya. Ibu kini sudah mahir berbahasa belanda malah beberapa kosa kata bahasa indonesia ia sudah lupa. Ibu memberitahu bahwa setiap tanggal 17 Agustus selalu ada bendera di depan rumah. Aku mencoba membuat bendera merah putih dari kain bekas yang ku minta kepada tukang jahit di kota. Ibu menjahitkan bendera pertama selama aku berada di negeri orang. 
"Kau sudah besar nak, sudah pantas kau berjuang untuk negeri Indonesia,"seru ibu.
"Bagaimana caranya bu?"tanyaku.
"Belajarlah nak, tunjukkan bahwa kau adalah anak laki-laki yang pandai. Kelak kau akan kembali ke Indonesia. Melihat betapa besarnya negara kita. Mungkin juga bisa melihat makam ayahmu."seru ibu
Aku kemudian memeluk ibu dan berharap apa yang ia ucapkan menjadi sebuah kenyataan karena aku memang ingin sekali bersekolah. Tapi karena keadaan ekonomi dan aku bukanlah warga belanda mereka melarangku untuk sekolah.
"Kelak jika kau tumbuh menjadi orang besar, ketahuilah bahwa kau berasalah dari bangsa yang besar pula. Ibu hanya bisa mendoakan semoga apa yang kau inginkan tercapai"seru ibu sambil menangis.
"Doakan aku bu. Aku akan bawa Ibu dan Ellen kembali ke Indonesia, melihat hamparan terbentangnya hamparan sawah dan para petani yang ramah membajak sawah." seruku dengan bersemangat.

Petani ramah sedang membajak sawah

Hamparan sawah terbentang


to be continue ^^

Kamis, 16 Agustus 2012

Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional 2011

     Subhanallah, gak kerasa setahun yang lalu pada pertengahan Agustus saya berkumpul dan berkompetisi dengan mahasiswa terbaik se-Indonesia, Mahasiswa Berpresasi Tingkat Nasional 2011 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Jenderal Tinggi (Dikti). Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional adalah mahasiswa yang berhasil menjadi pemenang Mahasiswa Berprestasi tingkat Perguruan Tinggi masing-masing dan berhasil lolos menjadi finalis. Tak banyak finalis yang lolos dari ajang ini, hanya 10 orang Mahasiswa Berprestasi Tingkat Politeknik dan 16 orang Mahasiswa Berprestasi Tingkat Universitas. Mereka adalah 
Mahasiswa Berprestasi Tahun 2011 Tingkat Universitas/Sarjana:
1. A.A.S.Mirah Mahaswari, Ilmu Komunikasi, Universitas Gajah Mada
2. Agus Fadilla Sandi, Ilmu Hukum, Universitas  Islam Indonesia
3. Alfian Syafarussin Putra, Tek.Industri, Institut Teknologi Sepuluh November
4. Annisa Nurul Ilmi, Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta
5. Cresti Eka Fitriana, Sastra Inggris, Universitas Diponegoro
6. Desi Oktariana, Pend. Dokter Umum, Universitas Sriwijaya
7. Dwi Titi Maesaroh, Pend.Bahasa Inggris, Universitas Ahmad Dahlan
8. Ince Dian Apriliyani Azir, Sastra Inggris, Universitas Negeri Jakarta
9. Jamaludin, Teknik Sipil, Universitas Tanjungpura
10. Leo Wibisono, Teknik Pangan, Institut Pertanian Bogor
11. Prischa Listiningrum, Hukum, Universitas Brawijaya
12. Putu Norma Astyari, Akuntasi, Universitas Udayana
13. Putu Septian Eka Adistha Putra, Pend.Kimia, Universitas Pend. Ganesha
14. Reswita Dery Gisriani, Sekolah farmasi, Institut Teknologi Bandung
15. Rully Prassetya, Akuntasi, Universitas Indonesia
16. Siti Fathonah Wijayanti, Pend.Bahasa Inggris, Universitas Sebelas Maret
 Mahasiswa Berprestasi Tahun 2011 Tingkat Politeknik/Diploma:
1.Ahmad Mukhlis, Bahasa Inggris, Politeknik Negeri  Jember
2. Choirul Fadholani, Manajemen Informatika, Politeknik Negeri Malang
3. Dwi Julya Fatmasari, Komputerisasi Akuntasi, PoliteknikTelkom 
4. Firmansyah Permadi, Konstruksi Sipil, Politeknik Negeri Bandung
5. Ike Yuliastuti, Teknik Elektro, Politeknik Elektronik Negeri Surabaya
6. Ineu Rahmawati, Teknik Grafika dan Penerbitan, Politeknik Negeri Jakarta 
7. Malisa Binti Sudirman, Teknik Kimia, Politeknik Sriwijaya
8. Ni Putu Tina Anindia Purnama Wati, Perhotelan, Politeknik Negeri Bali
9. Nur Ardiyansyah, Budidaya Perikanan, Politeknik Negeri Lampung
10. Nur Oktarina, Akuntasi, Politeknik Sekayu

     Menurut Dikti Mahasiswa Berprestasi atau biasa disingkat menjadi Mawapres adalah mahasiswa yang berhasil mencapai prestasi baik dalam akademik maupun nonakademik. Mahasiswa diharakan tidak hanya berprestasi secara akademik keilmuan dalam bidangnya, tetapi juga memiliki aktivitas positif guna mengembangkan soft skills dan hard skills. Tujuannya agar mahasiswa menjadi lulusan yang mandiri, penuh inisiatif, bekerja secara cermat, penuh tanggung jawab, dan gigih. Dasar itulah yang menjadi latar belakang mengapa Dikti mengadakan Pemilihan Mahasiswa Berprestasi di setiap tahunnya. 
     
     Yang bisa masuk ke dalam Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional adalah Mahasiswa Berprestasi yang menjadi juara 1, 2, atau 3 di tingkat perguruan masing-masing. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2011-18 Agustus 2011. Kegiatan dari ajang ini, yaitu penilaian kepribadian, presentasi Karya ilmiah, penilaian kemampuan berbahasa inggris, dan penilaian kegiatan ekstrakulikuler. Dalam buku panduan terdapat beberapa kegiatan dalam rangka menyambut hari kemerdekaan, diantaranya
1. Upacara detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI di Istana Negara/Kemendiknas
2. Mengikuti pidato kenegaraan
3. Ramah tamah dan penghargaan kepada para insan berprestasi bersama Menteri Pendidikan Nasional
4. Mengikuti dikusi
5. Mengikuti kegiatan studi wisata berbasis akademik ke tempat yang telah ditentukan. 

     Ngulik dikit tentang kegiatan selama mawapres 2011. Kegaiatan ini diadakan di Hotel Milenium. Sebenarnya dalam ajang ini seharusnya ada masa karantina terlebih dahulu supaya ada tindak lanjut setelah acara Mawapres diadakan. Bagaimana tidak setiap mahasiswa memiliki 26 Karya Ilmiah yang dianggap berkompeten dan layak untuk dipresentasikan dihadap juri yang notabennya adalah pejabat atau petinggi perguruan tinggi, Namun sayangnya peluang ini tidak dimanfaatkan oleh instansi terkait. Kami hanya mempresentasikan tanpa ada bukti konkrit dari apa yang telah dijelaskan. (Yaudahlah ya mau diapain lagi hehe...) Penghargaan yang diberikan Dikti beruapa piagam, plakat, baju, dan sejumlah uang (ga perlu disebutin lah ya hehe...)

    Masuk ke dalam schedule acara. Setalah cek in dan berkenalan dengan mahasiswa lain malam harinya kami ujian psikotes, keesokan harinya kami mempresentasikan Karya Ilmiah yang kami buat. Setelah itu, barulah debate bahasa inggris. Hari kedua adalah hari menguras tenaga, selain mempresentasikan dan dibantai habis oleh juri, saat debate pun mengalami hal yang sama. Jika kita tidak fasih dalam berbahasa inggris, hmmmmm wawllahualam hehehe beruntunglah mawapres yang berasal dari jurusan bahasa inggris atau debater di kampusnya masing-masing. Namun saya pribadi merasa mereka para finalis sudah seperti keluarga sendiri walaupun baru kenal terhitung kurang lebih 30 jam hehehe. Keesokan harinya kami mengikuti upacara bendera di Kemendiknas dan dilanjut pengumuman pemenang. Setelah pengumuman kami berwisata ke Seaworld. Agak aneh memang kenapa studi wisatanya ke daerah Ancol, tapi itu sudah menjadi rangkaian acara yang diatur oleh Dikti. Saya sedikit lupa dengan schedule yang pasti kami juga diundang untuk hadir ke acara Bukan Empat Mata dengan presenter kondang Tukul Arwana dan bintang tamunya Syahrini (sesuatu ya...) *Jeger*. Lagi-lagi hal yang disayangkan adalah pemilihan program acara yang diatur untuk kami, seharusnya kami diundang ke acara-acara yang berbau pendidikan minimal sih kalau acara talkshow ya Kick Andy (bukan maksud menyindir ^^).

    5 hari sudah serangkaian acara yang diatur oleh Dikti. Sayangnya masih banyak kekurangan di samping kelebihan dari acara tersebut. Bayangkan dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun saya pribadi mempersiapkan untuk menjadi Mahasiswa Berprestasi. Tapi saya sedikit kecewa dengan beberapa acara yang dihadiahkan Dikti dan tidak ada kelanjutan dari program ini. Saya yakin dalam diri masing-masing finalis memiliki banyak ide atau program yang hebat untuk memajukan pendidikan dan bangsa ini. Seandainya ada tindak lanjut atau gerakan cepat pasti para pemenang Mahasiswa Berprestasi sudah menolak sekolah di luar negeri atau malah mendapat beasiswa pendidikan. Saya yakin para finalis bukanlah koruptor yang mengambil uang rakyat, tapi kami hanyalah mahasiswa biasa yang seharusnya mendapat perhatian lebih dari instansi terkait, sehingga ide atau solusi kami dari masalah bangsa ini bisa disalurkan dan sebagian dari kami tidak dilirik oleh pemerintah atau instansi luar negeri. Tapi sayangnya beberapa dari teman saya yang menjadi finalis sudah hengkang dari Indonesia. Putu Norma sekarang perempuan Bali ini sudah di Inngris untuk melanjutkan studi S2, Rully dari UI melanjutkan di Singapore, Leo dan beberapa teman saya sudah mendapatkan beasiswa dari luar. Ince juga mendapatkan program pertukaran mahasiswa ke Amerika. Mereka adalah para finalis Mahasiswa Berprestasi yang terus mengembangkan sayap setinggi-tingginya dan hasil dari keuletan mereka, mereka mendapatkan beasiswa dari universitas di luar negeri. Semoga ketika mereka pulang mereka bisa mengubah bangsa ini menjadi lebih baik dan insya Allah saya akan menyusul mereka. Terima kasih Dikti. Really miss this moment ^^

Mawapres saat Uapacara Kemerdekaan RI

Mawapres Setelah Lomba

Pembagian Baju untuk Upacara ^^

Studi Wisata

Minggu, 12 Agustus 2012

Rencana Allah Pasti Lebih Baik

     Terhitung sejak 17 Juli 2012 saya dinyatakan lulus oleh penguji. Seminggu setelah sidang masih saja disibukkan oleh revisi Tugas Akhir. Baru-baru ini saya sudah menyelesaikan Tugas Akhir hasil revisi. Setelah saya sidang, saya memiliki rencana untuk melanjutkan kuliah. Sebenarnya cuma dua pilihan universitas untuk melanjutkan kuliah, yaitu IPB atau UI. Setelah mengalami kendala terkait Surat Keterangan Lulus akhirnya saya hanya daftar di UI dengan jurusan Administrasi Negara. 
      Suatu hari sebelum ke kampus untuk menyerahkan Tugas Akhir saya mencoba iseng-iseng mengendarai sepeda motor ke kampus. Dengan alibi tidak ada ojek saya nekat bawa motor dr rumah Citeureup Bogor ke Depok. Hari pertama lancar-lancar aja, hari kedua ban belakang kempes, hari ketiga hampir ditilang polisi, hari keempat lancar, dan hari kelima tabrakan. Baru lima kali bawa motor ke kampus udah tabrakan *tragis*
Kenapa bisa sampe tabrakan?
1. Ngantuk
2. Baru buka puasa
3. Ga diridhoin sama ibu
      Jadi begini, setiap saya bawa motor ke kampus ibu saya selalu khawatir dan melarang untuk mengendarai motor sebenernya ke kampus. Tapi saya bandel dan masih aja nekat, alhasil bengkak dan memar seluruh badan setelah tabrakan. (untuk kejadian tabrakan nanti diposting di cerita berikutnya).
Dua hari setelah tabrakan, saya harus mengikuti test masuk ekstensi UI. Dengan bermodal bismillah dan kondisi badan yang masih sakit-sakit akhirnya saya mengikuti test sampai selesai. Tes yang saya ikuti adalah test Psikotes dan Bahasa Inggris. Ketika test saya mengalami pusing mungkin efek dari tabrakan masih saya rasakan. 
      Setelah test selesai saya menemui teman saya, Agil, sekadar menyapa dan pulang bareng. Setalah mengobrol dan salat, ternyata eh ternyata saya salah prediksi. Saya kira test bahasa inggris ada pengurangan nilai tp ternyata di soal tertulis "Tidak Ada Pengurangan Nilai". huft
       Pengumuman hasil test diumumkan seminggu setelah ujian. Selama seminggu ini saya merasakan jauh dari yang namanya berdoa bersungg-sungguh untuk masuk UI. Entah kenapa saya tidak yakin akan masuk, mungkin karena jawaban bahasa inggris. Selama seminggu saya jarang berdoa atau sekadar curhat sama Allah. Selama seminggu pula saya jarang mengingat Allah untuk kelancaran masuk UI. 
      Alhasil, hari ini tanggal 12 Agustus 2012 tepat pukul 08.20, saya membuka hasil pengumuman test masuk UI. Dan ternyata saya tidak lolos seleksi. Mereka mengatakan "Maaf, Anda belum lolos seleksi masuk kali ini". Waw betapa kagetna ketika membaca pengumaman tiu, semua seakan rontok. Tiba-tiba sakit kepala seperti yang saya alami ketika tabrakan kembali terasa. Semuanya seakan hilang arah. 
      Saya menceritakan kepada ibu saya bahwa saya tidak lolos seleksi masuk UI. Ibu saya pun tersenyum, beliau hanya mengatakan "Mungkin ini jalan dari Allah karena uang masuk untuk kamu kuliah ternyata belum semua terkumpul, walaupun kamu lolos mamah harus pinjam uang ke sana-sani." Saya pun menangis, memeluk, dan mencium pipi ibu. Betapa saya malu karena tidak bisa lolos, tapi saya lebih malu lagi karena ternayata saya masih saja merepotkan ibu. 
     Memang belum ada rencana setelah tidak lolos UI. Ibu saya hanya menganjurkan untuk mengikuti tes tahun depan.  Teman dan sahabat menyemangati saya untuk bangkit dan tidak putus asa.  Untuk saat ini, saya masih merombak proposal hidup saya. Dengan mencari ridho Allah dan orang tua di setiap langkah, saya berharap proposal ini akan berjalan sesuai rencana dan saya harus selalu sabar menunggu waktu yang pas untuk meraihnya.



Intinya adalah ini sudah menjadi rencana Allah. Sebaik-baiknya rencana manusia, tetapi rencana Allah adalah yang terbaik. ALLAH SAYS WAIT. I DO BELIEVE THAT HE WILL GIVE ME THE BEST (Insya Allah). Berharap semoga proposal hidup saya merupakan langkah terbaik dalam hidup yang selalu teruntai iringan doa dari ibu saya. Amin Allahuma Amin