Rabu, 01 Februari 2012

First day in Prague

     Prague adalah salah satu kota yang berada di Czech Republik. Mungkin nama Prague kalah tenar dengan Paris yang sering kita dengar. Malah sebenarnya saya juga belum pernah dengar atau searching tentang kota ini. Menurut salah satu dosen saya Prague is a beautiful place dan semakin penasaran akhirnya saya pun mulai menggooling kata Prague. 
   6 Januari 2012 tak disangka dan tak diduga untuk pertama kali saya menginjakkan kaki di kota Prague, Czech Republic. Seperti mimpi berada di tengah mayoritas orang berkulit putih, berhidung mancung, dan berambut pirang. Sungguh nikmat Tuhan yang hukumnya wajib saya syukuri. Ingin rasanya membawa orang tua saya ke negara yang indah ini.
     Sesampainya saya di Prague, saya sudah dijemput oleh Titis dan Agy. Mereka adalah mahasiswa/i IPB yang sedang ikut program exchange student dari Erasmus Mundus (cool !!! ). Sedikit risih ketika ke luar bandara karena di sana sedang winter. Mungkin kulit saya belum terbiasa dengan cuaca di sana. Kendaraan pertama yang saya naiki adalah bus yang membawa saya dari Prague ke tengah kota. 
   Sebelumnya saya ingin bercerita tentang bawaan saya ke Prague. Saya membawa satu koper ukuran besar dengan berat 22kg, satu tas ransel export, satu tas selempang kecil, dan menenteng jaket anti badai yang dibelikan oleh kakak saya di Cina. Bisa dibayangkan bawaan saya? Banyak dan berat, tapi untunglah Agy berbaik hati membawa koper saya seberat 22 kg.
    Titis dan Agy ngobrol tentang tiket untuk saya naik bus. Tiket? Tiket apa dalam benak saya. Maklum baru pertama kali ke Prague. Begini ceritanya, semua transportasi di Prague menggunakan tiket atau open card untuk semua masyarakat bisa menikmati transportasi. Tiket tersebut adalah bukti bahwa kita sudah membayar alat transportasi yang akan kita naiki. Ini merupakan salah satu bentuk perbedaan antara di Indonesia dan Prague. 
     Tiket yang dijual bermacam-macam harganya mulai dari 24 CZK - 110 CZK. Tiket ini memilki validasi waktu. Jika kita membeli tiket seharga 24 CZK maka validasi tiket berlaku hingga 60 menit, harga tiket 32 CZK berlaku hingga 90 menit, dan 110 CZK berlaku hingga 24 jam. Pasti penasaran dengan validasi waktu ini? Sedikit bahas yang saya tahu dan saya dapat informasi dr Uni Mel V jadi validasi waktu adalah waktu berlakunya tiket setelah tiket dimasukkan ke dalam box ticket. Sebelum kita menaiki public transportation di Prague kita harus memasukkan tiket ke dalam box tiket, dari situ kita mendapatkan waktu kapan tiket itu akan habis. Misalnya, kita membeli tiket 24 CZK validasi waktu 60 menit. Kita memasukan tiket pukul 12.00 maka tiket hanya berlaku hingga pukul 13.00. 
      Tiket yang kita beli berlaku untuk semua public transportasi seperti tram, bus, dan metro kecuali taxi. Hebatnya tiket ini bisa kita beli by SMS dengan cara sending the text message "DPT24" or "DPT32" to the number 902 06. Your ticket will usually be sent to your phone within one minute. Sebenarnya jarang sekali ada pemeriksaan untuk tiket ini, tapi semua warga tertib membeli tiket karena jika ketahuan polisi kita tidak memiliki tiket atau open card maka kita akan kena denda sebesar 40 Euro. Warga Ceko juga termasuk orang jujur (kata uni mel v) dan pemerintah juga percaya dengan warganya jadi semua public transportasi aman di sini. 
     Setelah saya mendapat tiket dari box tiket barulah saya menaiki bus ke tengah kota. Transit lalu sambung bus lagi hingga sampai di rumah Uni Mel V (ketua PPI Ceko). Hari pertama dan kedua saya menginap di rumah Uni Mel V, karena saya sudah mengcancel booked Hostel di Prague (maklum irit ala mahasiswa). Sesampainya di rumah Uni Mel V say a disambut hangat oleh keluarganya. Keluarga mereka terdiri dari 4 orang. Pak Ardian (suami uni mel v), Uni Mel V, abang Angkasa (anak pertama Uni Mel V), dan Didi (anak bungsu Uni Mel V). 
     Setelah beberapa jam istirahat, makan, mandi. Sekitar pukul 18.00 pm (waktu prague) saya mengalami ngantuk dan rasa lelah yang luar biasa. Mata saya paksakan melek. Mungkin ini yang dinamakan jet lag. Di Indonesia pukul 12 malam biasanya saya sudah tidur. Waktu free saya sebelum konferensi hanya 2 hari, jadi walaupun saya tau saya capek, lelah, jet lag tapi saya tetap semangat buat jalan-jalan menikmati kota Prague di malam hari bersama Titis dan Agy.
     Tak lupa saya membeli tiket lagi. Kami naik bus ke Andel setelah itu lanjut ke Mustek. Jalan-lan pertama saya di Prague adalah Old Town dan Charles Bridge. Entah sudah berapa puluh kilometer saya jalan, tapi saya tetap semangat untuk menjelajah kota ini. Hingga akhirnya saya menyerah karena udara semakin dingin. Ya penyakit kampung memang, tidak kuat dingin. Maklum kulit orang tropis. Sayangnya saya tidak bisa foto-foto karena batu baterai kamera tiba-tiba habis.


Jenis bus di Prague

Jenis Tiket Transportasi
 

1 komentar:

  1. halo salam kenal, saya dina, lolos untuk IYLC tahun ini.
    mau tanya, apakah untuk penginapan tdk ditanggung panitia? kok kamu sampai nginep di tempat yg lain

    BalasHapus